Cerita Sex Menikmati Tubuh Ayu Yang Sangat Bohay & Menawan

Namaku Yanto umurku saat ini 23 th. Cerita ini ialah cerita nyataku yang saya alami bersama anak tetanggaku sekitaran sepuluh tahun lalu. Saat itu saya masih kuliah dan Ayu, sebutlah saja demikian, umurnya masih sekitaran 18 th dan barusan lulus dari SMU.

Cersex BersambungAyu orangnya supel dan gampang berkawan dengan siapa pun. Oleh karena itu semuanya orang dilingkungan rumahku mengenal sama dia. Disamping itu Ayu aktif dalam beragam aktivitas dilingkungan kami seperti karang taruna dan ia selalu dipilih jadi ketua panitia dalam tiap aktivitas dilingkungan kami.

Karakternya yang dinamis tersebut yang dicintai siapa saja. Satu kembali karakter yang susah dipisah darinya yakni, ia seorang gadis tomboi, meskipun ia kerap geram bila disebutkan demikian. Sikap Ayu padaku telah seperti adikku sendiri. Ia sering bermain ke rumahku sekedar untuk bercengkerama dengan keluarga kami. Dan pada tetangga lainnya ia pun demikian. Karena demikian akrabnya denganku hingga ia kerap masuk keluar kamarku sekedar untuk menggugahku dari tidur ajakku bergurau atau terkadang ia tidak enggan untuk sharing denganku.

Rutinitas tersebut yang selalu dilakukan sampai di suatu saat saya lupa mematikan computer yang terdapat dikamarku sesudah saya kerjakan paper untuk mata kuliah Pengetahuan Sosial Dasar tadi malam jemu. Karena kecapekan saya tertidur didepan computer dan saya meninggalkan komputerku pada kondisi berpijar. Sebagai anak muda simpan beberapa gambar porno dari disket ke disket atau tukar VCD porno ialah hal yang lumrah antara saya dan teman-temanku. Rasa cemasku ada dan saya segera bangun. “..Mas, koq komputernya tidak dimatiin sich..?” bertanya Ayu sekalian menggeser mouse.

Untung saja dia cuma bermain games solitaire. Saya membanting kembali badanku yang 1/2 nyawa ke kasur busa yang terdapat dilantai. “..iya..semalem..setelah ngerjain pekerjaan..saya ketiduran, Yu..” kataku sekalian bermalasan dikasur “..iya..sudah sana mandi..! mana berbau ih..sudah sana..!” gertak Ayu sekalian bergurau tirukan style Ibuku yang umum menggugahku dengan kata-kata tersebut. “..hoahhh..!!” saya menguap sekalian menggelinjang kumpulkan nyawa. “..aduh..baunya ke mana saja..sudah sana mandi..mo mandi tidak..hah?!” kata Ayu sekalian mendekat padaku dan memukul guling ke mukaku..
“..aduh..duh..aduh..he..he..he..aduh..!!” saya berpura-pura sakit sekalian ketawa terkekeh. “..sudah..sana..mandi..sana!!” gertak Ayu sekalian terus memukul-mukul dengan bantal ke mukaku Tidak kuat terserang terus-menerus saya pada akhirnya berserah dan segera ke kamar mandi sekalian ambil handuk dan bajuku.

Hari itu hari sabtu menjadi saya tidak harus terburu-buru karena hari itu hari liburan. Ada yang aneh karena Ayah dan Ibuku yang umumnya ada di rumah sekarang tidak ada. Kemudian saya kembali lagi ke kamarku. “..Yu..Ibu sama Ayahku ke mana..?” tanyaku pada Ayu “..lho..Mas..koq..tidak tahu sich..?” Ayu balas menanyakan “..tidak..ada apakah..?” tanyaku kembali.. “..Ibu sama Ayah Mas..barusan pagi sudah pergi ke Bekasi..ucapnya mo saksikan anaknya Mas Robi..” narasi Ayu. Mas Robi ialah abangku. Anaknya yang ialah sepupuku yang umurnya baru dua tahun sakit.

Ayah dan Ibuku melihat sepupuku yang ialah cucu mereka . “..Oh..” saya baru memahami “..iya..nach barusan Ayah sama Ibu mas Yanto nitip rumah ke saya..” kata Ayu “..Oh..” sahut ku “..ah..oh..ah..oh..apanya sich..?!” hardik Ayu sekalian bergurau. “..ah..tidak..” kataku sekalian memerhatikan Ayu Muka Ayu kelihatannya biasa saja. Cuma kulitnya yang putih mulus yang membuat kelihatan elok. Rambutnya yang dipotong pendek makin menambah dia terlihat tomboi. Badannya sintal dan padat menunjukkan jika dia seksi.

Dalam hatiku ingin sekali nikmati badannya itu yang saya rasa lebih nikmat dibanding pelacur kelas kakap sekalinya. Saya mengatur taktik bagaimana triknya agar saya dapat nikmati badannya. “..mengapa sich, Mas..?!” bertanya Ayu yang membuat lamunanku bubar saat itu juga “..akh..tidak..eh..Ayu sudah makan pagi belom..?” tanyaku mengubahnya “..mengapa sich..ingin Ayu buatkan yah..?” kata Ayu “..aduh kamu tuch sangat baik sich..” kataku menyanjungnya “..iya lah..siapa dahulu donk..Ayu..” ucapnya membesarkan hati diri sekalian meinggalkan kamarku Saya membuka beberapa gambar porno di folderku. Saya papang sangat besar untuk memancing Ayu agar menyaksikannya. Saya ingin ketahui reaksinya. Selang beberapa saat panggilku. “..mas sudah tuch..” ucapnya. Saya tinggalkan komputerku pada kondisi gambar terdisplay sangat besar dipantau.

Perkiraanku betul saja. Ayu kembali lagi ke kamarku. Saya menyengaja biarkan menyaksikan beberapa gambar porno itu karena ingin ketahui reaksinya. Sementara itu saya makan pagi di ruang makan. Kemudian saya kembali lagi ke kamarku. Tidak ku kira dan tidak ku sangka Ayu rupanya membolak-balik beberapa gambar yang terdapat difolderku sekalian menyaksikan beberapa gambar lainnya. Saya cuma memerhatikannya didepan pintu tanpa setahunya. Saya tidak dapat menyaksikan mukanya karena dia membelakangiku entahlah bagaimana mimik wajahnya. Perlahan-lahan saya mendekati ia bicara. “..ehm..kembali ngapain, Yu..?” tanyaku “..ehm..tidak..eh..eh..aduh..maaf..yah, Mas..eh..Ayu tidak menyengaja..maaf sudah buka-buka foldernya Mas..” kata Ayu.

Ku saksikan wajahnya merah dan berkeringat. “..ah..tidak pa-pa..koq..itu buat ngilangin stress saja..” kataku dengan enteng “..aduh..bagaimana..nih.maaf yah..mas..” kata Ayu meminta maaf padaku. Walau sebenarnya saya tahu jika Ayu malu 1/2 mati. “..tidak..tidak pa-pa..koq..” kataku kembali Ini kali saya membimbing tangannya yang menggenggam mouse agar lebih aktif buka gambar lainnya. Saya rasa keringat dingin yang membasahi tangan Ayu. “..santai saja oke..” kataku sekalian tiup tengkuk leher Ayu.

Tehnik ini untuk menghidupkan birahi wanita. “..emh..Mas..” sahut Ayu “..tuch saksikan..ditunggingin begitu trus ditubles dech bokongnya..” kataku memberi komentar gambar doggy model “..ih..masak sich..Mas..hiiy..kotor..ih..!” kata Ayu terkejut-kaget Tanganku menuntun tangannya yang menggenggam mouse untuk menyaksikan gambar seterusnya. Ini kali gambar seorang gadis mengulum-ngulum penis pria yang memiliki ukuran besar dan panjang. “..kalau yang ini..horor..ah..” bisikku sekalian terus tiup tengkuk lehernya. “..ih..jijik..ih..sudah ah, Mas..simak lainnya saja..” bisik Ayu Tanganku terus menuntun tangannya yang menggenggam mouse sampai gambar selanjutnya. Ini kali gambar vagina yang dijilati pria.

Ayu terbeliak. “..tuch..dijilatin..tuch..sedap kali yah..?!” bisikku ditelinganya “..ih..apa tidak jijik tuch, Mas..?!” bertanya Ayu bingung “..tidak..sedap..koq..simak saja tuch cowoknya ke enakkan begitu..” kataku “..ih..” Ayu tetap kelihatan jijik. “..kalau kamu ingin..Mas ingin tuch jilatin..” bisikku sekalian tawarkan “..” Ayu diam saja “..bagaimana, Yu..kamu ingin tidak..sedap koq..” rayuku “..engh..tidak..ah..” kata Ayu “..ih..sedap..sedap sekali..koq, Yu..” rayuku kembali “..Mas..tidak jijik..?” bertanya Ayu “..tidak sayang..justru..Mas yang kenikmatan..” rayuku kembali “..ih..eng..” Ayu masih jijik. “..oke dech..bagaimana kalau awali dengan ini dahulu..” kataku sekalian mengulum bibirnya dalam-dalam. “..emh..” cuma itu suara yang saya dengar dari mulut Ayu. Saya yang berdiri ada di belakang Ayu ini kali mengulum bibir Ayu dalam-dalam.

Kecupanku saya tujukan ke tengkuk lehernya sekalian ku jilati tengkuk leher yang putih mulus tersebut. “.emh..Mas..ohh….” cuma itu suara dari mulut Ayu membalasnya gempuranku. Kecupan dan jilatanku saya tujukan ke dagu dan leher Ayu langsung ke bawah. Tetapi kausnya tetap merintangi aksiku. “..Ayu..pakaiannya, Mas..membuka yah..?” bisikan-bisikan rayuanku “..emh..” cuma itu suara yang keluar mulut Ayu. Saya tidak tahu apa itu bermakna ya atau mungkin tidak. Pelan-pelan saya ambil pakaiannya Ayu tidak melawan sedikitpun. Saya lanjutkan menarik kaus itu sampai lepas. Tidak ku menyia-nyiakan kesempatan kali ini sekalian terus buka BH-nya. Saya ambil kancing BH-nya yang memiliki ukuran 36B. Saya saksikan tulisan itu pada pertanda cap pada BH-nya. Sekarang badan Ayu telah topeless dan siap saya gempur sisi atasnya.

Pelan-pelan saya papah Ayu ke kasur yang terdapat dilantai kamarku. Saya baringkan dia dan saya lanjutkan aksiku barusan. “..Ayu..ingin diterusin tidak nih..” tanyaku. Saya takut kelak dia melapor pada orangtuanya jika dia disetubuhi. “..engh..mmhh..bermain atas saja yah..Mas..sshtt..” pintanya pada kondisi horny Ternyata Ayu beberapa kali sudah bermain pas-foto dengan beberapa temannya dahulu waktu di sekolah . Maka dia sudah tidak bingung kembali sama yang beginian. Ini kali bibirku mengulum dan lidahku menjilat-jilati buah dada yang bundar dengan putting susu warna coklat kemerahan mengacungkan ke atas. Saya mengulumnya sekalian lidahku mainkan putting susu tersebut. tanganku menggerayangi buah bokongnya yang padat berisi. Saya lanjutkan dengan buka celana pendek yang dikenainya.

Ini kali Ayu cukup bertahan. Ia tidak ingin meningkatkan pinggulnya agar celananya gampang diperosotkan. Sementara itu saya melepas celana pendek kolorku dan kausku sampai saya cuma celana dalam saja. “..emh..jangan..mas..sshh..” pinta Ayu dalam desahannya. “..bagaimana..Mas..dapat ngejilatin itunya Ayu..?” tanyaku “..engh..jangan..mass..sshh..bermain atas saja..” pinta Ayu “..tidak koq..Yu..Mas Hanya mo simak ama jilatin itunya kamu saja..Mas tidak akan ngapa-apain dech..” rayuku Kemudian Ayu seperti membolehkanku. Bisa dibuktikan ini kali dia mengusung sedikit pinggulnya agar celananya dapat diperosotkan.

Saya mengambil dua sekalian celana dalam dan celana luarnya hingga Ayu langsung telanjang bundar. WOW! Sekarang badan yang sejauh ini saya idam-idamkan terpajang terang dimuka mata “..ih..mas..tetapi mas..jangan yah..” pintanya agar saya pun tidak telanjang “..lho..mengapa sayang..?” tanyaku “..engh..jangan..dech..” pintanya kembali sekalian ke-2 tangannya coba tutupi sisi paling pribadinya “..mengapa..kamu takut..?” tanyaku “..engh..cukup dech..begini saja..Ayu takut, Mas..” ucapnya dibalik napasnya yang menderu Saya tahu jika Ayu masih perawan dan saya tidak ingin menghancurkannya. Cuma ingin memainkan saja. Saya lihat bentuk badan Ayu yang betul-betul cantik tersebut. Buah dada yang bundar dengan putting susu coklat kemerahan mengacungkan menantangku. Perut yang mulus putih bersih dan kuat.

Paling penting sisi di bawah perut yang tertutupi bulu-bulu lembut. Dibalik bulu lembut itu ada bongkahan daging merah dengan sela yang sempit dari sana tersembul seonggok daging kecil seperti kacang merah mengembang. “..Ayu..punyai kamu cantik..sekali..sayang..” kataku sekalian dekati vaginanya dan secara langsung mengulumnya.. “..oufh..sshhtt..engh..emh..sshtt..ough..” Ayu melenguh dan mendesah penuh kepuasan saat bibirku mengulum bibir vaginanya. “..bagaimana sedap..kan sayang..?’ bisikku. “..emh..sshtt.ough..sshhtt..ough..sshhtt..ough..” suara desahan tersebut yang keluar mulut Ayu. Saya kulum-kulum kelentitnya sekalian kadang-kadang lidahku menerobos sela sempit di bawah kelentitnya. Saya julurkan lidahku dalam-dalam sampai lidahku saya rasakan seakan ada yang menghadanginya.

Saya makin percaya jika Ayu masih betul-betul perawan. Sementara itu cairan putih bening tidak berhenti-hentinya keluar kelentitnya membasahi lidah dan bibirku. Saya jilat dan saya hirup lantas saya telan cairan kepuasan itu ibarat hal saya kehausan. Lumayan lama saya menjilat-jilati lubang vagina tersebut. Sekalian mulutku main di lubang vaginanya tanganku melepaskan celana dalamku. Salah satu kain penutup badanku yang tutupi tangkai penisku. Tanpa setahunya saya sukses melepaskan celana dalamku.

Sekarang badanku dan badan Ayu sama polos dan telanjang bundar. Ini kali tinggal Ayu yang tentukan bolehkah atau mungkin tidak tangkai penisku yang telah panjang dan keras untuk menerobos lubang vaginanya. Selang beberapa saat napas Ayu makin cepat dan mulutnya meracau seperti ingin menjerit. “..auwfh..sshtt..engh..emh..augh..enaxxx..mmasshh..sshtt..ough..” demikian erangnya dan ini kali saya tahu jika Ayu sedikit kembali akan capai orgasme. Di sini saya mengatur strategi. Saya stop jilatan dan kulumanku ke lubang vagina Ayu sampai Ayu nyaris sadar. Mukanya tadi mengembang sekarang pelan-pelan normal kembali.

Sedikit ada kekesalan diwajah Ayu. “..Ayu..sayang..kamu ingin..kan..?” tanyaku “..Mas..engh.. mari donk..” demikian pinta Ayu ditengahnya desahan napasnya yang tersengal “..iya..sayang..tetapi kamu ingin..tidak..?” tanyaku kembali “..iya dech..mas..Ayu ingin apa saja yang Mas suruh..tetapi..” saya menyaksikan Ayu seperti mengiba padaku “..oke..dech..punyai..Mas..bisa kan dimasukin..?” tanyaku “..iya..he..eh..egh..mari..donk..” Ayu minta padaku “..mari..apa..mari..apa..sayang..” tanyaku berpura-pura “..Ayu ingin tadi..” pinta Ayu “..tadi..yang mana..?” tanyaku berpura-pura “..engh..” Ayu minta dengan manja sekalian menjambak rambutku dan arahkan pada lubang vaginanya. “..ini sayang..emgh.” saya lanjutkan kembali jilatanku.. “..iyah…

ough..emh..yesshh..ough.emh..sshhtt..oufh…sshhtt..oughh..” demikian desah Ayu menyahut jilatanku sampai Ayu nyaris orgasme kembali dan.. “..Ayu..mas..bisa yah..masukkan..” tanyaku sekalian tangkai tongkolku telah menanti dibibir vaginanya. “..emggh..” Ayu mendesah sekalian matanya terpejam dan siap terima tangkai tongkolku “..bisa..tidak sayang..emh..?” tanyaku sekalian mainkan tangkai tongkolku dibibir vaginanya “…” Ayu termenung tetapi dia sediki mengusung pinggulnya dan saya segera siap mencobloskan tangkai penisku yang telah keras dan panjang ini ke lubang vaginanya. Tetapi baru didorong sedikit tangkai penisku seperti tergelincir demikian terus-terusan hingga… “..augh..sshhtt..” Ayu mendesah “..sedikit..kembali.yah..sayang..enaxx..koq..” rayuku

“..augh..perlahan-lahan..mas..aduh..sshhakit..” rintih Ayu saya saksikan sedikit airmata dimatanya Saya dorong pelan-pelan tangkai penisku sampai “..SLEB..SLEB.. BLESSS!!!” tangkai penisku sukses ambles ke lubang vagina Ayu Saya biarkan sebentar tangkai penisku di dalam lubang vagina Ayu. Saya diamkan otot-otot vagina Ayu agar terlatih dahulu dengan tangkai penisku yang barusan menerobos lubang vaginanya. Tangkai penis yang sejauh ini tidak pernah menerobos lubang vagina Ayu sekarang mendesah. “..sshhtt..auh..sshhtt..sakit..Mas.” saya saksikan sedikit airmata dimata Ayu. “..iya..sayang..saya tahu..sesaat lagi sedap koq..yah..” kataku sekalian mengulum bibirnya Kemudian saya liukkan pelan-pelan pinggulku untuk mainkan tangkai penisku di dalam lubang vagina Ayu. Ayu tadi mendesah kesakitan sekarang mendesah lagi penuh kepuasan.

“..oufh..sshhtt..engh..emh..sshtt..ough..” demikian suara desahan Ayu menemani liukan dan serangan tangkai penisku “..ouh..Yu..kamu enaxx..sekali..Yu..egh..” kataku memuji-mujinya. Sikap badan kami saya mengatur. Kaki Ayu saya lingkarkan dipinggulku dan ke-2 kakiku terlipat agar tangkai penisku betul-betul di posisi yang sedap diliang vagina Ayu. Permainan ini selalu berjalan sampai dua puluh menit selanjutnya. “..ough..eghh..ough..ough..egh..emh..sshhtt..ough…

shhtt..ouggh..sshtt..ough..” mulut Ayu mendesah-desah penuh kepuasan sekalian meracau
“..massshhtt..augh..enaxxx..sekali..mmhh…sshhtt..oughh…sshhtt..ough..shhtt..ough..” tangan Ayu merengkuh punggungku erat-erat sekalian ke-2 kakinya mencengkeram erat-erat pinggangku. Ayu sesaat lagi orgasme. “..tenang..sayang..saya bentar kembali..koq..” kataku sekalian percepat liukkan pinggulku dan pada akhirnya.. “..augh..augh..aarghh..emh..emh..ouh..” Ayu mengeluh panjang dan disudahi desahan-desahan lamban. Saya rasa otot-otot divaginanya berdenyut seperti mengisap tangkai penisku.

Diberlakukan demikian, tangkai penisku menjadi berasa berdenyut bakal ada yang keluar lantas selang beberapa saat. “..Oooh..Ayuu..enaxx..” kataku sekalian di ikuti semprotan cairan kepuasanku tembak dirahimnya. “CROT..CROT..CROTT..!” tangkai penisku menyemprot cairan sperma penuh kepuasan. Saya rasakan renyutan-denyutan yang hebat dibatang penisku. Kemudian bibir kami berpagutan sekalian nikmati beberapa sisa kepuasan orgasme yang kami merasai. Perlahan-lahan Ayu mengendorkan cengkramannya dan kembali santai. “..terima kasih sekali yah, Yu..kamu ingin ini dengan aku..” kataku sekalian membelai rambutnya “..he-eh..terima kasih yah, Mas..Ayu tidak percuma kehilangan keperawanan kalau seenak ini..” kata Ayu yang membuatku terkejut “..sehingga kamu tidak nyesel..?” tanyaku “..tidak..eh..justru..Ayu menjadi ingin dan ingin terus beginian sama..Mas..” sahutnya terang-terangan “..eh..bagus dech..” kataku sekalian menariknya ke pangkuanku dan kami berciuman lagi.

Lantas sesudah cukup terangsang saya dan Ayu bersenggama lagi secara beragam posisi. Hari itu tidak kurang dari 4 kali kami bersenggama dikamar sampai siangnya kami sama kecapekan lantas tertidur. Sorenya sesudah bangkit dari tidur kami mandi berdua dan tetap melakukan dikamar mandi.

Sesudah peristiwa itu saya dan Ayu tetap melakukan bila ada peluang sampai satu tahun selanjutnya. Ayu berpindah ke wilayah untuk kuliah. Sampai detik ini saya tidak tahu bagaimana beritanya dia saat ini.

Comments are closed.