Cerita Sex Ngentot Dengan ABG Mall Perawan Innocen

Cersex Bersambung – 2018 Tari, Perawan Innocen – Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik berjudul Narasi Sex Ngentot 2018 Berkenalan dengan ABG Mall. Kring.. Kring.. HP-ku mengeluarkan bunyi. Waktu itu saya ada di kantorku sedang membaca surat- surat dan document yang baru saja dibawa Lia, sekretarisku, untukku sepakati. Kusaksikan di monitor terlihat sebuah nomor telephone yang telah kukenal.
ABG Mall
“Hello.. Dita.. Apa kabarnya” sapaku.
“Hi.. Pak Robert.. Kok sudah lama nih tidak contact Dita”
“Iya habis repot sich” jawabku sekalian terus tanda-tangani surat- surat di atas mejaku.
“Ini Pak Robert.. Ada barang bagus nih..” kedengar suara Dita di seberang sana.
Dita ini kadang- terkadang saya kontak untuk menyiapkan wanita untukku sajikan pada tamu atau klienku. Terkadang untuk menggolkan proposal, memerlukan service seperti tersebut. Kadangkala lebih hebat dibanding memberi uang di bawah meja.
“Baiknya bagaimana Dit?” tanyaku ingin tahu.
“Masih beberapa anak Pak.. Baru 15 tahun. Kelas 3 SMP. Masih perawan”
Dengar hal tersebut langsung senjataku berontak di sarangnya. Memang kerap saya kencan sama wanita elok, ABG atupun istri orang. Tapi jarang- jarang-jarang saya memperoleh yang perawan semacam ini.

Kelompok Album Narasi Sex Ngentot Terkini 2018 Tari, Perawan Innocen
narasi seks, narasi dewasa, narasi ngentot
Narasi Seks Asli “Elok tidak?” tanyaku
“Elok donk Pak.. Gantenggnya innocent sekali. Bapak tentu sukai dech..” bujuk Mami Dita ini.
Kemudian saya bertanya selanjutnya background gadis tersebut. Namanya Tari, anak keluarga ekonomi kurang kuat yang penting ongkos untuk meneruskan sekolahnya. Orang tuanya tidak sanggup menyekolahkannya setelah SMP kelak, hingga sesudah dirayu Dita, ia ingin lakukan ini.

“Meminta berapakah Dit? ” tanyaku
“Murah kok Pak.. hanya 5 juta”
Wah.. Pikirku. Murah sekali.. Saya sebelumnya pernah dengar ada orang yang membeli keperawanan sampai beberapa puluh juta. Secara singkat, aku juga sepakat dengan penawaran Dita. Saya janji untuk meneleponnya kembali sesudah saya sampai di lokasi kelak.
“Lia.. Kesini sesaat” kutelpon sekretarisku yang seksi tersebut. Tidak lama Lia juga masuk ke dalam ruangku. Sekalian tersenyum manis ia juga duduk di atas bangku di hadapanku.
“Ada apakah Pak Robert?” tanyanya sekalian silangkan kakinya memperlihatkan pahanya yang putih.
Belahan buah dadanya terlihat ranum kelihatan dari kembali blousenya yang cukup tipis. Ingin rasanya saya cicipi ia waktu itu , tapi saya lebih ingin nikmati perawan yang dijajakan Dita. Toh masih tetap ada hari besok untuk Lia, pikirku.

Narasi seks, narasi seks 2018, narasi seks terkini 2018, narasi seks igo, narasi seks serong, narasi seks sedarah, narasi seks setubuhian, narasi seks perawan, narasi seks 2018 terupdate, narasi dewasa igo, narasi ngentot terkomplet.

“Saya perlu uang 5 juta untuk entertain client. Tolong meminta ke sisi keuangan ya” kataku.
“Baik Pak” jawabannya.
“Ada yang dapat saya tolong Pak Robert..?” Lia berbicara genit sekalian melihatku memikat.
“Tidak.. Mungkin lain waktu Lia.. Saya repot sekali nih” kataku berpura-pura.
Saya tidak ingin staminaku habis saat sebelum berperang dengan Tari, anak SMP tersebut. Liapun bergerak pergi dengan raut muka sedih, dan tidak lama ia bawa lagi uang yang saya meminta dan slip pertanda terima untukku tandatangani.
“Kelak jika perlu, panggil Lia ya Pak” ucapnya tetap berharap.
“Baik Lia.. Saya pergi dahulu sekarang ini. Jangan telephone saya terkecuali ada emergensi ya” jawabku sekalian mengepaki netbookku.

Tidak lama aku juga telah melaju dengan Mercy kecintaanku ke arah hotel di teritori Semanggi. Aku juga check in di hotel yang bersisihan dengan plaza yang baru dibuat di wilayah tersebut. Sesudah memperoleh kunci aku juga segera ke arah kamar suite di hotel tersebut.
Setiba di dalam kamar, kutelpon Dita untuk beritahukan lokasiku. Ia janji untuk tiba sekitaran satu jam kembali. Sekalian menanti kunyalakan TV dan melihat tayangan CNN di ruangan tamu kamarku. Sedang asyik- asyiknya menyaksikan informasi perang di Irak mendadak HP-ku mengeluarkan bunyi.
“Sialan Lia. Saya khan telah katakan jangan telephone.” pikirku sekalian mengusung telephone tanpa menyaksikan caller ID- nya.
“Halo. Pak Robert.. Ini Santi” kata suara di seberang sana. Santi ini ialah istri dari Pak Arief, manager keuangan di kantorku.

“Oh Santi.. Kupikir sekretarisku. Ada apakah San?”
“Tidak Pak Robert.. Hanya rindu saja. Ingin bertemu kembali nih Pak.. Saya ingin ulangi peristiwa yang di acara pesta dahulu tersebut. Dapat ketemu tidak Pak ini hari?”
“Wah.. Jika ini hari tidak dapat San.. Saya sedang pada tempat client nih” jawabku menghindari.
“Khan pekan kedepan suamimu telah pergi. . Maka kita dapat senang dech kelak sepanjang hari” lanjutku.
“Habis Santi sudah rindu sekali Pak..” rengeknya.
“Sabar ya sayang.. Tinggal sekian hari kembali kok” hiburku.
“OK dech.. Sorry jika mengusik ya Pak” ucapnya mengakhiri perbincangan.
Wah, rupanya ia sudah tidak sabar kepengin saya kencani, pikirku. Mungkin baru pertama ia berjumpa dengan lelaki jantan sepertiku di acara pesta perkawinan dahulu. Selanjutnya saya telephone Lia untuk bertanya kejelasan keperginya Pak Arief ke Singapore, yang dijawab jika semua sudah confirm dan Pak Arief akan pergi 3 hari kembali.

Sesudah satu jam 1/2 saya menanti, kedengar bunyi bel kamarku. Kubuka pintu kamarku dan terlihat Dita bersama seorang gadis belia, Tari.
“Maaf Pak Robert. Barusan Tari baru pulang dari latihan pramuka di sekolahnya” argumen Dita. Mungkin terlihat di mukaku jika saya kecewa menanti mereka.
“OK tidak apa.. Mari masuk” kataku sekalian memerhatikan Tari.
Hari itulah kenakan tanktop yang menunjukkan pundaknya yang putih mulus. rok mini jeans yang dikenai menambahkan elok performanya. Badannya termasuk gede untuk anak seusia dianya. Dari kembali tanktopnya tersembul buah dadanya yang baru tumbuh. Yang membuat saya takjub ialah mukanya yang elok dan berkesan innocent.
“Tari.. Ini Oom Robert” kata Dita mengenalkanku kepadanya.
Kuulurkan tanganku dan disongsongnya sekalian berbicara lirih, “Tari..”
Selanjutnya kami bertiga duduk di atas sofa, dengan Tari duduk selain dan Dita bertemu denganku. Kurengkuh bahu Tari dengan tangan kiriku, sekalian kuelus-elus sayang.

“Bagaimana Pak.. OK khan” Dita menanyakan
“OK.. Kamu jemput kembali saja kelak” jawabku sekalian mengelus dan meremas lengan Tari yang mulus itu gaungs. Kemudian Dita pamitan, sudah pasti sesudah terima pembayarannya.
“Kamu lapar tidak Tari? Kita pesan makanan dahulu yok” saranku.
Ia cuma mengganggukkan kepalanya. Saat ini memang telah saatnya makan malam, dan saya tidak ingin staminaku tidak sempurna karena hanya perutku yang lapar. Apalagi rupanya gadis yang dibawa Dita ini elok sekali.
“Pesan apa?” tanyaku sekalian memberi room servis menu kepadanya.
“Nasi goreng saja Oom”
“Minumnya?”
“Meminta susu bisa Oom?” jawabannya.
Langsung saja saya pesan beefsteak dan bir bagiku, dan nasi goreng dan susu untuk Tari. Sekalian menanti order tiba, kamipun melihat TV.
“Kanalnya Tari mengganti ya Oom” ucapnya sekalian ambil remote.
“Oh iya.. Oom bosen saksikan perang terus” jawabku sekalian kagum pada keelokan Tari.
Sesudah ia duduk, kuelus-elus rambutnya yang berpita dan panjangnya sebahu tersebut. Tari selanjutnya mengganti kanal TV ke kanal Disney. Ternyata ia sukai melihat film kartun. Mahfum masih anak- anak, pikirku.
“Kamu telah mempunyai kekasih?” tanyaku sesudah kami termenung sesaat.
“Belum Oom..”
“Mengapa?” tanyaku kembali
“Tari khan tetap kecil..” ucapnya sekalian terus melihat episode kartun di TV.

Aku juga semakin bergairah dengar jawabnya. Yah.. Akulah nanti yang hendak menikmatimu untuk pertamanya kali he.. He.. Kuciumi pipinya sekalian kuelus-elus pahanya. Tari terlihat tidak terlatih dan bergerak cukup menghindari. Pahanya yang putih mulus semakin tersibak memperlihatkan panorama yang cantik. Tanganku selanjutnya meraba-raba dadanya yang baru tumbuh tersebut. Selanjutnya kupegang mukanya dan kucium bibirnya. Terlihat sekali jika ia belum eksper dalam hal ini. Tanganku ingin menanggalkan tanktopnya saat tiba- datang bel kamarku mengeluarkan bunyi.
“Room Servis” kedengar suara di muka kamarku.
Aku juga berdiri tinggalkan Tari untuk buka pintu. Terlihat ada hati lega di raut muka Tari saat saya bergerak pergi.
“Ada order kembali Pak?” bertanya petugas room servis sesudah menempatkan makanan di atas meja.
“Tidak” jawabku
“Mungkin buat anaknya?” tanyanya kembali
“Mungkin kelak susul” kataku sekalian tanda-tangani bill yang diserahkannya.
Saya geli dengar sang petugas menduga Tari ialah anakku. Memang patut sich disaksikan dari ketidaksamaan usia kami.

Kamipun lantas melahap makanan kami. Tari nikmati nasi goreng dan satu gelas susunya sekalian terus melihat kartun kecintaannya.
“Ingin buah Tari?” kataku sekalian ambil buah- buahan dari minibar.
“Tidak Oom.. Sudah kenyang. Dibuntel saja bisa ya Oom.. Untuk adik di dalam rumah” ucapnya.
Hm.. Betul-betul manis ini anak, pikirku. Dalam hati saya kasihan pada ia, tetapi saya tidak bisa meredam gairah birahiku untuk nikmati badannya yang muda tersebut.
Saya makan sebuah apel dan kuberikan bekasnya kepadanya. Diterimanya buah- buahan itu dan ditempatkan dalam tasnya. Aku juga kembali duduk disebelahnya dan kuambil remote dan kumatikan TVnya.
“Mari sayang kita awali ya..” kataku sekalian menciumi bahunya yang terbuka.
Saya selanjutnya berpindah menciumi bibirnya sekalian tanganku meremas- remas dadanya. Tidak ada response darinya. Saat tangannya yang imut saya tempatkan di atas kemaluanku, ia diam saja.
“Kok diam saja sich!!” Gertakku.
“Oom.. Tari tidak pernah Oom.. Belum tahu” jawabannya lirih ketakutan.
“Ya telah sini kamu..” kataku sekalian bergerak ke meja di mana netbookku ada. Tari meng ikutiku dari belakang. Langsung kusetel film BF yang saya taruh dalam harddiskku.
“Mari sini duduk Oom pangku” kataku.

Taripun duduk di atas pangkuanku sekalian menyaksikan episode persetubuhan di mana seorang wanita bule elok sedang dengan rakusnya mengulum kemaluan orang berkulit hitam.
Mata Tari terlihat kagum menyaksikan episode yang jelas baru pertamanya kali ia saksikan tersebut. Sementara saya menciumi dan menjilat-jilati bahu dan lehernya yang tingkatan dari belakang. Tangankupun sudah masuk ke tanktopnya dan meremas-remas buah dadanya yang tetap tertutup BH tersebut. Kutarik ke atas cup BHnya hingga tangankupun bebas menelusuri dan meremas buah dadanya yang mulai berkembang tersebut. Kupilin perlahan-lahan puting dadanya yang mulai mengeras.
“Oom.. Jangan Oom.. Tari malu” ucapnya sekalian melihat episode di netbookku di mana sang wanita bule sedang mengerang-erang nikmat ditiduri dari belakang.
“Tidak perlu malu sayang” jawabku sekalian cukup putar badannya hingga saya bebas nikmati dadanya.

Kulumat buah dada yang baru tumbuh itu dan kujilat lantas kuisap putingnya yang kecil warna merah muda tersebut. Sementara tanganku yang satu sudah memasuki paha sampai berkenaan celana dalamnya.
“Perlahan-lahan Oom.. Sakit” desahnya saat tanganku menyeka- seka kemaluannya sesudah celana dalamnya saya singkap. Mulutku masih repot cari kepuasan dari buah dada anak belia ini.
“Kamu elok sekali Tari.. Ohh yeah..” kataku meracau sekalian mengulum dan menjilat-jilati buah dadanya.

Tanganku mengelus-elus bahunya yang jernih, dan yang satunya sedang memasuki kemaluan anak perawan ini. Kemaluanku terlihat melawan dalam celanaku, bahkan juga telah keluarkan cairannya karena sangat terangsang.
Kuturunkan Tari dari pangkuanku, dan aku juga berdiri dimukanya. Kuciumi bibirnya dengan garang sekalian tanganku meremas-remas rambutnya.
“Emmhh.. Emmhh..” cuma itu yang didengar dari mulut Tari.
Kumasukkan lidahku dan kujelajahi rongga mulutnya. Sementara kuraih tangan Tari dan kuletakkan ke kemaluanku yang sangat membesar. Tapi kembali lagi ia cuma diam saja. Memang dasar beberapa anak, belum mengetahui langkah memberikan kepuasan lelaki, pikirku. Dengan cukup kecewa kutekan bahunya hingga ia berlutut di depanku. Ia cukup berontak akan bangun kembali.

“Mari.. Berlutut!!” kataku sekalian menarik rambutnya.
Terlihat air mata Tari berlinang di pojok matanya. Secara cepat saya lepas celana dan celana dalamku, hingga kemaluanku berdiri secara gagah di depannya.
“Mari hisap!!” perintahku pada Tari yang terlihat ketakutan menyaksikan kemaluanku yang sebesar lengannya tersebut. Kugenggamkan tangannya pada kemaluanku tersebut.
“Ampun oomm.. Jangan Oom.. Besar sekali.. Tidak muat Oom” ucapnya mengiba-iba. Berasa tangannya tergetar menggenggam kemaluanku.
“Mari!!” gertakku sekalian menarik rambutnya hingga kemaluankupun sentuh mukanya yang imut dan innocent tersebut.
Terlihat Tari sekalian meredam tangisnya buka mulutnya dan aku juga sekalian berkacak pinggang menyorongkan kemaluanku kepadanya.
“Aahh.. Yes.. Make Daddy bahagia..” desahku saat kemaluanku mulai masuk mulutnya yang imut. Aku juga mengelus-elus rambutnya yang berpita itu dengan penuh kasih-sayang saat Tari mulai mengisapi kemaluanku.
“Mari jilati batangnya.. Sayang” kataku sekalian keluarkan kemaluanku dari mulutnya. Taripun mulai menjilat-jilati tangkai kemaluanku dengan perlahan-lahan.
“Mari hisap kembali” perintahku kembali sekalian tanganku mengusung dagunya dan menyorongkan kemaluanku kepadanya. kemaluanku untuk ambil napas, sedangkan saya ketawa geli menyaksikannya.
“. Oom.. Jangan kembali Oom” Tari meminta. Air matanya terlihat menetes di pipinya
“Oom belum senang. Mari kembali!!” gertakku sekalian menjambak rambutnya, hingga mukanya terdongak ke atas melihatku.

Taripun terisak menangis, tapi selanjutnya ia menjilat-jilati lagi dan mengulum kemaluanku. Panorama di dalam kamar hotel itu sangat cantik menurutku. Seorang laki- laki dewasa dengan badan tinggi besar sedang berkacak pinggang, sedangkan seorang anak di bawah usia dengan muka tanpa dosa sedang mengulum kemaluannya.
Mungkin sekitaran 15 sampai 20 menit saya ajari anak perawan itu langkah untuk memberi kepuasan oral pada lelaki. Kemudian saya rasakan kemaluanku akan ledakkan cairan ejakulasinya.
“Membuka mulutmu!!” perintahku pada Tari sekalian keluarkan kemaluanku dari kulumannya.
Selanjutnya kukocok- kocok kemaluanku sesaat, dan muncratlah cairan spermaku ke mulutnya dan beberapa berkenaan mukanya.
“Oh.. Yeahh.. Nikmat.. Kamu luar biasa Tari..” erangku saat orgasme.
“Mari telan!!” perintahku kembali saat menyaksikan ia akan memuntahkan spermaku keluar.
Terlihat ia berusaha menelan spermaku, meskipun karena banyaknya yang banyak, beberapa menetes keluar mulutnya. Diambilnya tisu dan dibersihkannya mukanya sekalian membenarkan bajunya hingga rapi kembali. Ia juga selanjutnya ambil dan minum habis tersisa susunya. Sementara saya pergi ke toilet untuk membuang air kecil.

Sekembalinya saya dari toilet, terlihat Tari sedang duduk resah di atas sofa. Pandangan matanya terlihat kosong dan beralih menjadi takut saat menyaksikan saya mendatanginya. Saya tersenyum dan duduk disebelahnya. Kembali kuelus-elus bahu dan tangannya.
“Omm.. Tari ingin pulang Oom.. Tari lelah..” ucapnya.
“Yach kamu istirahat dahulu saja sayang” jawabku sekalian mencium pipinya.
Kamipun duduk termenung. Kusetel kembali TV yang tetap menyiarkan acara kartun kegemarannya tersebut. Kuusap-usap badannya yang duduk di sampingku sekalian kadang-kadang kuciumi. Saya menanti sampai kejantananku kembali bangkit.

Saya bergerak ke meja di mana netbookku tetap menyiarkan episode syur sejak barusan. Di monitor saat ini seorang pria bule sedang disedot kemaluannya oleh dua wanita elok. Yang satu bule , dan lainnya wanita Asia, jika tidak salah Asia Carrera namanya. Memang film produksi Vivid ini bagus hingga saya menyimpan di harddiskku. Menyaksikan episode untuk episode di monitor, kejantananku juga perlahan-lahan kembali bangkit. Kudatangi sofa di mana Tari ada. Tari terlihat resah saat saya berlutut di depannya.
“Saya ingin nikmati memekmu sayang” kataku sekalian menyibakkan rok mininya. Kuciumi pahanya dan kujilati sampai berkenaan celana dalamnya. Selanjutnya kulepas celana dalamnya itu hingga vaginanya yang bersih tidak dengan bulu itu terlihat memesonaku.
“Jangan Oom.. Tolong Oom” kata Tari saat tanganku mulai meraba-raba kemaluannya. Karena gaungs, langsung saya jilati dan hisap vaginanya. Lidahku menari-nari dan kumasukkan ke lubangnya yang perawan tersebut.

“Uhh.. Ampun Oom..” erangnya saat saya temukan klitorisnya dan secara langsung kuhisap. Sementara tanganku naik ke atas meremas buah dadanya. Kupilin- pilin putingnya hingga mulai mengeras. Sementara vaginanya juga telah keluarkan lendir pertanda ia sudah siap untuk ditiduri.
“Mari kita teruskan di tempat tidur, manis..” kataku sekalian merangkul badannya dan menggendongnya. Saya ciumi bibirnya sekalian tubuhnya masih tetap saya gendong ke arah kamar tempat tidur.
Kurebahkan badannya di tempat tidur, dan aku juga mulai menanggalkan bajuku. Terlihat kemaluanku telah membesar lagi ingin dikasih kepuasan oleh anak kecil ini. Tari terlihat melihatku dengan pandangan mengiba. Matanya memperlihatkan ketakutan menyaksikan ukuran kemaluanku.
Langsung kuterkam badannya di tempat tidur dan kuciumi mukanya yang manis. Kubuka tanktopnya BHnya dan kulempar ke lantai. Langsung kusantap buah dadanya yang dalam saat perkembangan itu, dan kujilati dan kuisapi putingnya sampai mengeras.
Lantas kubuka rok mininya, hingga Taripun telah telanjang bundar pasrah di atas tempat tidur. Jariku selanjutnya menari memasuki vaginanya dan menyeka-usap klitorisnya.
“Tolong jangan Oom.. Aduh.. Oom.. Jangan Oom.. Tari masih perawan Oom.” rengeknya. Saya hentikan aktivitasku dan melihatnya
“Memang Bu Dita katakan apa?” tanyaku
“Ucapnya Tari tidak akan disetubuhi. Hanya digenggam dan diciumi saja” jawabannya terisak. Dengar itu muncul hati kasihan karena rupanya ia sudah dikelabui oleh Dita.
“Ya ..
“Kataku.
“Kamu hirup kembali saja kontol Oom seperti barusan” perintahku.

Aku juga lantas tidur terlentang dan Taripun kutarik sampai mukanya ada di depan kemaluanku yang telah berdiri yang tegak. Kutekan kepalanya perlahan-lahan, sampai Taripun memberi lagi kepuasan mulutnya pada kemaluanku. Terlihat dari pandanganku, kepalanya turun naik mengisapi kemaluanku. Tangankupun mengelus- elus rambutnya penuh rasa sayang rasa seperti sayang bapak ke anaknya.
“Ya terus.. Sayang” erangku meredam nikmat yang tidak ada tara.
Sesudah beberapa saat, kutarik badannya hingga mukanya pas ada di atas mukaku. Kuciumi bibirnya sekalian tanganku meremas-remas bokongnya. Selanjutnya kubalikkan tubuhnya, hingga tubuhku yang lebih tinggi besar menindih badan belianya. Kusedot puting buah dadanya dan kugigit-gigit hingga memunculkan sisa memeras.
Lantas kurenggangkan pahanya, dan kuarahkan kemaluanku ke vaginanya.
“Jangan Oom.. Ampun Oom.. Jangan.. Ampun..” rengek Tari saat kemaluanku mulai sentuh bibir vaginanya.
Saya tambah bergairah saja dengar rengekannya, dan kutekan kemaluanku hingga mulai menerobos lubang vagina perawannya. Berasa suatu hal merintangi kemaluanku, yang jelas ialah selaput daranya

“Ahh.. Sakiitt..” jeritnya meredam tangis saat kutekan kemaluanku menyobek selaput daranya.
Kutahan sesaat nikmati saat saya ambil keperawanan anak ini, selanjutnya kugerakkan bokongku mundur-maju menidurinya.
“Ah.. Nikmat.. Ahh.. God.. Memekmu sedap Tari.” racauku
“Oh.. Ampun.. Sakit.. Sudah Oom.. Ampun..” Tari mendesah kesakitan sekalian menangis.
“Yes.. You naughty girl.. Daddy must punish you.. Yeah..” saya meracau lagi kepuasan.
Kugenjot terus kemaluanku, dan saya rasakan enaknya capitan vagina Tari yang sempit tersebut. Terlihat air mata Tari menetes membasahi pipinya, dan saat kugenjot kemaluanku terlihat mukanya menyeringai meredam sakit.
Selanjutnya kutarik pahanya hingga memutari pinggangku, dan sekalian duduk di tempat tidur kugenjot kembali vaginanya. Tanganku repot menelusuri buah dadanya.
Jemu dengan posisi itu, kubalikkan tubuhnya dan kusetubuhi ia style “doggy model”. Sudah tidak kedengar kembali rengekan Tari, cuma suara erangannya dan isak tangisnya yang penuhi ruang tersebut.
“Ahh.. Sakit Oom ampun..” rengeknya kembali saat rambutnya kutarik hingga mukanya terdongak ke atas.
Sekalian kusetubuhi badannya, terkadang kuciumi dan kugigiti bahu dan lehernya dari belakang, sekalian tanganku memeras buah dadanya.

Sesudah lebih kurang satu jam saya tiduri ia beragam jenis posisi, aku juga tidak kuat untuk keluarkan cairan ejakulasiku. Kubalikkan tubuhnya dan kugesek- gesekkan kemaluanku di dadanya. Terkadang kugesek-gesekkan ke semua mukanya. Baca : Narasi Sex Dewasa 2018 Lautan Cinta Melayu Rogol

“Ahh.. Memang sedap perawan kamu Tari..” erangku sekalian menumpahkan spermaku di dadanya.
Aku juga selanjutnya segera ke arah toilet untuk bersihkan diri. Kemaluanku juga kubersihkan dari tersisa sperma bersatu darah perawan Tari. Sekembalinya saya dari toilet, kusaksikan Tari tetap terbujur di tempat tidur sekalian menangis terisak- isak. Kubiarkan saja ia di situ, karena saya telah merasa senang dan merasa jadi lebih muda sesudah mereguk kepuasan dari anak tersebut.
Kuminum tersisa birku, dan kutelepon Dita untuk jemput Tari. Tidak lama, Dita juga tiba.

“Bagaimana Pak Robert?” tanyanya tersenyum.
“Wah.. Senang.. Tuch anak sedap sekali” kataku ketawa kecil.
“Sukurlah Pak Robert senang. Menyengaja saya pilihin yang baik kok Pak” ucapnya kembali.
“Yakin dech sama Dita. Tuch anaknya tetap di dalam kamar”
Dita juga masuk ke dalam ruang tidur dan saya menonton TV di atas sofa. Lagi- kembali tetap informasi perang di CNN. Dalam pada itu, kedengar Tari menangis di dalam kamar dan Dita berusaha melipurnya. Sesudah lebih kurang 1/2 jam, merangkumun ada dari dalam ruang tidur.
“Saya izin dahulu Pak Robert” pamit Dita.
“Oh iya Dit.., jika ada yang baik kembali telephone ya. Untuk obat tahan lama muda.” jawabku sekalian mengedipkan mataku.
“Kelar Pak” jawabannya sekalian menggamit Tari keluar.
“Ini tasnya ketinggal” kataku sekalian memberikan tas Tari yang berisi buah- buahan untuk adiknya tersebut. Kuperhatikan mata Tari masih sembab, dan jalannya juga cukup pincang saat tinggalkan kamar hotelku.

Itil V3
Tidak lama aku juga check out dari hotel. Diperjalanan pulang ke apartemenku, saya singgah di panti pijat langgananku. Badanku cukup pegal setelah meniduri Tari barusan. Sesudah dipijat, dan mandi air hangat, badanku sangat terasa fresh. Aku juga segera pulang dengan memakai Mercy silver metalik kecintaanku. Tidak lupa kusetel lagu Al Jarreau kecintaanku.

Taripun mulai kembali mengulum kemaluanku, meskipun cuma ujungnya yang masuk ke mulutnya. Kutekan kemaluanku ke mulutnya hingga nyaris setengahnya masuk ke mulutnya. Terlihat ia terselak saat kemaluanku berkenaan tenggorokannya. Dikeluarkannya.

Comments are closed.