Kejadian yang tidak tersengaja yang menggugah suatu hal yang tanpa kusadari sudah ada dalam diriku. Kamis malam tempo hari temanku yang namanya Lilo singgah untuk mengobrol, minum dan menonton TV di rumahku. Lilo bekerja di dalam kantor yang masih sama denganku.
Bokep Indo Terbaru – keesokannya ialah hari liburan untuk kantor kami menjadi kami mendaptkan tiga hari liburan di akhir pekan itu. Karena tersebut kami tidak tergesa-gesa habiskan malam tersebut. Tidak sama dengan istriku, Sandra; dia wajib bekerja keesokannya. Dan karena termasuk orang yang tidak sukai tidur tengah malam, dia pergi tidur lebih kurang jam 10:30. Sandra adalah orang yang paling pulas saat tertidur.
Beragam kali saya sebelumnya sempat coba mengguncang-guncangkan pundaknya untuk menggugahnya, tapi teratur tidak berhasil. Dia terus tertidur. Sehabis Sandra pergi tidur, Lilo dan saya duduk di ruangan tamu dan menyaksikan DVD porno yang menyengaja kami membeli. Apalagi Sandra pun tidak sebelumnya sempat sukai menyaksikan beberapa film seperti tersebut. Sehabis beragam episode, Lilo menjelaskan, “Wah, pasti sedap yah kalau punyai cewe untuk dibawa ngeseks! Sudah lama sekali nih, saya kagak begituan!” Saya sedikit terkejut dengar komentarnya. Lilo bukan pria yang buruk rupa.
Dengan tinggi 175 cm dan berat lebih kurang 70 kg, saya justru menyangka dia memiliki cukup banyak teman wanita. “Emangnya elu gak jalan sama siapa saja, Lo?” tanyaku. “Kagak. Semenjak Bunga putus sama saya 2 taon lalu, saya agak-agak malu untuk mengajak cewe jalan,” jawabannya. Kami mengobrol berkenaan Bunga yang kenyataannya tidak serius dengan Lilo. Sehabis beragam botol bir dan beragam episode dari film porno yang kami saksikan, Lilo bangun berdiri untuk pergi kencing.
Saya masih tetap duduk sekalian menyaksikan film itu untuk beragam saat dan pada akhirnya baru mengetahui jika Lilo belum kembali sehabis cukup lama pergi kencing. Saya berdiri dan mendatanginya untuk memeriksa apa dia baik saja. Saat saya ada pada jarak yang cukup dekat sama WC, saya menyaksikan pintu tersebut terbuka. Saya masuk ke dalam WC dan merasakan Lilo berdiri pada pintu yang menyambungkan WC dengan kamar tidurku. Dia terlompat menyaksikan saya masuk.
“Wah, sorry sekali nih,” ucapnya. “Waktu saya masuk, pintu ini bisa dibuktikan sudah terbuka. Dan waktu saya ingin keluar, saya simak dianya terbujur seperti tersebut. ” Saya berjalan dekati tempat Lilo berdiri dan menyaksikan ke kamar tidurku. Sandra terbujur ke samping menjadi punggungnya menghadap ke kami dengan kaki yang sedikit tertekuk. Sandra tidur dengan kenakan daster panjang tapi tahapan bawahnya terkuak sampai ke pinggul menjadi memperlihatkan bulatan bokong yang lembut, mulus dan berkesan tidak kenakan celana dalam. Bahunya sedikit ketarik ke belakang menjadi memberikan kami sisi bukit dadanya dan benjolan puting susunya dari kembali daster yang sedikit menembus pandang. Dia berkesan benar-benar seksi terbujur seperti itu dengan remang-remang sinar dari WC. Bibirnya sedikit terbuka dan rambutnya yang panjang terbentang di atas bantal. Bisa disebut posisi Sandra waktu itu seperti sedang berfoto untuk pengambilan foto majalah dewasa.
“Edan! Cakep sekali!” kata Lilo sekalian meredam napas. “Saya ingin diminta apa saja untuk mendapat cewe seperti ia, Kris.” Sebelumnya saya sedikit kecewa dengar pengucapan Lilo. Tapi di saat yang bersama, menyaksikan Lilo melihat istipsu seperti itu tanpa setahu Sandra malah membuat diriku terangsang. “Aduh, sorry nih, Kris. Gue pikir sudah saatnya untuk saya untuk pulang,” kata Lilo kembali tubuh untuk keluar. “Eh, nantikan, Lo,” kataku. “Mari masuk kesini sesaat saja. Tetapi jalannya perlahan-lahan, oke?” “Ha?! Elu ingin saya masuk ke dalam kamar elu?” “Kalau hanya saksikan doang mah tak ada yang dimenyesalkan, kan? Tetapi kami engga bisa buat dianya terjaga, oke?”
Bahkan juga saya sendiri tidak yakin apa yang barusan saya ucapkan. Saya mengizinkan pria lain masuk ke dalam kamar tidurku menjadi dia dapat menyaksikan istipsu yang pada keadaan ‘setengah’ telanjang. Aku juga tidak percaya apa dan sepanjang apa yang akan saya kerjakan selanjutnya.
Saat kami berjingkat masuk kamarku, saya menggerakkan Lilo untuk merapat ke samping tempat tidur. Bahkan juga Lilo sendiri berkesan tidak percaya. Pandangannya beralih-pindah di antara saya dan Sandra. Terus merapat ke tempat tidur, pandangannya lebih terukur ke Sandra. Sandra tiduran di tepi tempat tidur di sisi tempat kami berdiri dan terus kami merapat, ke-2 bukit payudaranya terus terang berkesan.
Puting susunya dapat berkesan dari kembali dasternya yang tipis. Walau tahapan bawah dasternya sudah terkuak tapi kami masih tetap tidak dapat menyaksikan bibir vaginanya karena tertutup oleh kakinya.
Saya cuma berdiri di situ dengan cengiran lebar melihati Lilo dan istipsu berganti-gantian. Dengan mulut ternganga, Lilo cuma melihati istipsu dengan kagum dan takjub. “Edan, Kris. Seksi sekali sich! Saya gak yakin elu kasih saya simak bini elu pada keadaan ini!”
Dengan berhati-hati saya raih tali daster Sandra dan hebatnya turun lewat bahunya turun ke lengan menjadi tahapan atas dasternya terkuak dan memberikan lebih cukup banyak tahapan payudaranya. Pergerakanku berhenti saat kain tahapan atas daster itu ketahan oleh puting Sandra.”Ingin saksikan lebih cukup banyak?” saya berbisik.
“I-iyah!” Lilo berbisik kembali. Dengan halus saya berusaha untuk turunkan tali daster itu kembali tapi puting susunya masih tetap meredam kain itu menjadi tidak dapat terbuka lebih jauh. Saya menyisipkan jari-jariku ke bawah daster itu lantas dengan berhati-hati mengusungnya sedikit lewat puting Sandra. Lilo meredam napasnya tanpa bernada. Sekarang payudara kirinya sudah terbuka. Putingnya yang lembut dan warna merah muda itu berdiri tegang karena mendapatkan rangsangan dari gesekan kain dasternya barusan. Lantas saya raih ke tali dasternya lainnya dan loloskannya dari bahu kanan Sandra. Secara halus saya luar biasa kain daster itu lewat puting samping kanannya. Sekarang ini kami dapat menyaksikan ke-2 payudara Sandra tanpa tertutupi benang sehelaipun. Saya biarkan ke-2 tali dasternya menggelantung pada lengan dekat sikunya karena saya tidak ingin ambil risiko kalau-kalau istipsu terjaga. Lilo masih tetap berdiri di sampingku dan dengan mulut yang masih tetap ternganga dia melihati payudara dan bokong Sandra yang kuat. Kadang-kadang Lilo menyeka-usap benjolan di selakangannya walau dia berusaha agar saya tidak menyaksikannya. Penisku sendiri sudah jadi membesar dan berusaha melawan keluar jahitan celana jeans yang kupakai.
Saya terangsang tidak cuma karena menyaksikan badan istipsu tapi juga karena apa yang kulakukan. “Maka bagaimana menurut elu?” saya berbisik kembali. “Edan, man! Saya gak yakin semuanya! Dianya elok sekali! Saya sich hanya berharap…,” jawabannya sekalian menyeka benjolan penisnya sendiri. Saya berpikiran sesaat, “Jika sampai dia terjaga…, tetapi apalagi saya bisa dibuktikan akan mencoba.”
Saya luar biasa Lilo terus merapat ke tempat tidur lantas saya menunjuk ke payudara istipsu. “Mari, pegang susunya. Tetapi wajib secara halus, oke? Saya tidak mau mengambil risiko nih.” Mata Lilo lebar terbuka sekali lantas dekatkan dianya ke pinggir tempat tidur. Dia membungkuk sedikit dan menjulurkan tangan kirinya untuk raih bulatan payudara istipsu. Tangannya sedikit tergetar dan tangan kanannya ditegaskan di selangkangannya seolah digunakannya sebagai penunjang. Tetapi saya tahu apakah yang sebenarnya dia lakukan. Jari-jari itu dijulurkan lama-lama terus merapat sampai pada akhirnya ujung jarinya sentuh kulit payudara Sandra pas di bawah areola. Dengan berhati-hati Lilo menempatkan bunda jarinya di tahapan bawah payudara Sandra sebelumnya terakhir dia geser pelan-pelan naik ke puting susu itu. Sandra tidak bergerak. Saat bunda jarinya capai tahapan areola, Lilo gerakkan telunjuknya memutari puting Sandra secara halus.
Saya mengenal Sandra semenjak zaman masih tetap bersekolah. Kami pacaran semenjak waktu itu dan pada akhirnya kami menikah. Dan dalam setahuku, tidak sebelumnya sempat ada pria lain yang sebelumnya sempat menyaksikan badan Sandra sampai selama ini apalagi menyentuhnya. Lantas Lilo mulai meraba-raba payudara itu dengan halus dari yang satu beralih ke payudara lainnya. Sandra tidak bergerak di tidurnya mesikipun sejenisnya berkesan napas Sandra jadi lebih cepat. Lilo mulai jadi lebih berani dan dengan tingkatkankan sedikit tenaga, dia meremas ke-2 buah dada Sandra. Lilo sudah tidak menutupi upayanya untuk menyeka-usap penisnya dan keliatannya dia punya niat untuk menyemprot spermanya dari kembali celananya. Saya masih tetap belum senang untuk biarkan semuanya kelar waktu itu, menjadi saya memerintahnya undur sesaat sementara saya melepas tali-tali daster itu dari lengan Sandra. Saya luar biasa turun daster itu sepanjang yang saya dapat tanpa wajib luar biasa dengan paksakan kain daster.
Saya sukses buka badan tahapan atasnya sampai di bagian bawah tulang rusuknya samping kiri. Lantas saya mengarah ke tahapan pinggulnya. Dengan berhati-hati saya luar biasa kain yang tutupi tahapan bawah bokongnya lantas melepas kain itu dari kakinya yang menekuk. Faktor ini memberikan semua bokongnya dan beberapa dari bibir vaginanya. Lilo masih tetap tidak dapat menyaksikannya dari tempat dia berdiri sekarang ini. Saya dengar dia melakukan suatu hal di belakangku. Dan demikian kembali tubuh, saya merasakannya sedang memelorotkan celana jeansnya hanya testisnya menjadi dia dapat bebas mengocak penisnya. Saya kembali lagi ke Sandra lantas luruskan kaki kirinya. Faktor ini membuat bulu-bulu lembut kemaluannya dapat berkesan bahkan juga sampai nyaris ke bibir vaginanya. Saat menyaksikan saya lakukan faktor ini, Lilo melihatkan tubuhnya lewat tubuhku untuk menyaksikan badan Sandra lebih terang sementara dia bermasturbasi. Saya luar biasa kaki kiri Sandra secara halus menjadi membuat badannya tiduran telentang mengarah ke atas dan memberikan semua badannya dengan frontal.
“Wahhhh, edan, man!” Lilo berbisik dan mulai mengocak penisnya bisa lebih cepat.
“Jangan cepat-cepet, brur,” saya mengingatkan ia. “Elu ingin pegang memeknya saat sebelum elu klimaks, kan?” Langsung Lilo stop mengocak dan melihatku dengan pandangan seperti anak kecil yang dihadiahi sepeda baru. “Oke, man! Elu kasih gue…, ahhh, oke, man!” Dia menukar tangan kanan dengan tangan kirinya untuk menggenggam penisnya, tetapi tidak mengocaknya. Lantas dengan tangan kanannya, yang sejak dari barusan digunakan untuk mengocak penisnya, dia sentuh bulu-bulu kemaluan Sandra dengan perlahan-lahan. Lilo mulai membelai Sandra lewat bulu-bulu itu dengan jarinya. Tapi tidak sampai ke bibir vaginanya. Sandra masih tetap lelap tapi napasnya semakin bertambah cepat sehabis Lilo menyeka-usap kemaluannya. Sehabis itu dengan menggunakan jemari tengah dan telunjuknya, Lilo menyeka turun ke sepanjang bibir vagina Sandra lantas menyeka naik kembali sekalian menyimpan jemari tengahnya antara bibir kemaluan itu. Demikian dia luar biasa tangannya ke atas, jemari tengahnya buka bibir vagina itu dan harum wangi vagina Sandra mulai penuhi kamar.”Gilaaaaa, man!” desah Lilo sekalian luar biasa ke atas jari-jarinya yang sudah masuk sedikit ke lubang kewanitaan istipsu.Saat jemari Lilo sentuh klitorisnya, badan Sandra seolah tersentak sedikit lantas dia mendesah dengan suara yang hampir tidak ada. Menyaksikan faktor ini Lilo selekasnya luar biasa tangannya.
Saya menyaksikan jika istipsu masih tetap lelap tapi saya tidak percaya apa kerjakanan ini dapat menggugahnya dengan kata lain tidak. Lilo melihat saya dan saya mengganggukkan kepalaku memberikan kode jika dia bisa meneruskan. Lantas dengan menggunakan tangan kirinya, Lilo mengocak penisnya sampai cairan pelumas keluar ujung penisnya. Lilo sapu cairan yang keluar cukup cukup banyak membasahi kepala penisnya selanjutnya dengan tangan yang masih sama dia mulai menyeka-usap bibir kemaluan Sandra. Terkadang dia buka bibir vagina itu dengan jemari tengahnya. Kadang-kadang pinggul Sandra bekerja maju dan undur sedikit dan ditambahkan desahan halus yang keluar mulutnya. Lilo sudah mengocak penisnya kembali. Lantas mendadak sebuah gagasan muncul pada otakku.
Dengan berhati-hati saya luar biasa kaki kiri Sandra keluar tempat tidur sampai vaginanya ada tidak jauh dari ujung tempat tidur tapi masih tetap cukup jauh untuk Lilo untuk meniduri istipsu. Penis Lilo tidak sepanjang itu dan apalagi saya tidak percaya apa persetubuhan dapat menggugahnya. Dan saya tidak percaya apa saya ingin Lilo meniduri istipsu karena faktor ini masih tetap baru bagiku.
“Lo, kesini dech,” saya berbisik sekalian luar biasa lengannya. “Berdiri antara pahanya. Disini elu dapat semakin bebas menyeka-usap memeknya sekalian ngocok. Tetapi jangan ngentotin ia, ya? Elu denger, engga?” Lilo menggangguk dan selekasnya berpindah ke di antara ke-2 paha Sandra. Lilo menyeka-usap vagina Sandra dengan jari-jari tangan kirinya dan mengocak penisnya dengan tangan kanan. Penis Lilo nyaris sejajar tingginya dengan vagina Sandra dan memiliki jarak lebih kurang 10 cm sementara dia mengocak penisnya dengan penuh gairah. Lantas Lilo menggunakan bunda jarinya untuk menyeka-usap vagina Sandra menjadi dia dapat semakin merapat sampai pada akhirannya jarak di antara penis dan vagina Sandra tidak lebih dari 1½ cm.
Pinggul Sandra tetap masih sedikit bergoyang-goyang kadang-kadang dan pada satu saat, pinggul Santi mengarah ke bawah dan kepala penis Lilo bersinggungan dengan bibir vagina Sandra. Penis Lilo menggesek sepanjang bibir kemaluan istipsu. Faktor ini membuat Lilo meletus dan berejakulasi. Spermanya muncrat kemanapun dan beberapa tersemprot ke bibir vagina Sandra. Pada tiap semburan, Lilo melenguh dan beragam kali dengan ‘tanpa tersengaja” dia mencatatkan kepala penisnya ke tahapan atas dari bibir vagina istipsu.
Lilo pasti sudah lama tidak berejakulasi karena sperma yang dikeluarkannya demikian cukup banyak. Waktu kelar klimaks, Lilo mengurut penisnya untuk keluarkan lelehan sperma yang masih tetap sisa di atas aliran penisnya. Dia biarkan lelehan itu jatuh ke bibir vagina Sandra yang sedikit terbuka. Dan waktu mengucur ke bawah di sepanjang bibir vagina itu, berkesan lelehan itu masuk lantas lenyap demikian saja seperti ketelan bumi.
Lilo melihatku dan berbisik, “Gilaaaa, man! Saya gak tahu panduan mengucapkan terima kasih sama elu, Kris!”
Saya tersenyum padanya dan memapahnya undur dengan dia sudah kelar dengan masalahnya.Saat ini waktunya giliranku. Saya berdiri antara kakinya lantas melepas celanaku dan mulai mengocak penisku. “Lilo, elu keluar sesaat dech. Saya ingin mencoba ambil tubuhnya lebih ke tepi agar saya dapat ngentotin ia,” saya berbisik lebih kuat. Lilo menurut dan berjalan ke arah pintu kamar kalau-kalau istipsu terjaga. Saya luar biasa badannya sampai bokong samping kirinya menggantung di tepi tempat tidur.
Sepanjang itu Sandra tidak bangun benar-benar tapi napasnya masih tetap berat dan dari vaginanya keluar cairan pelumas dari badannya bersatu dengan sperma Lilo. Lantas saya memerintah Lilo masuk ke dalam kamar kembali untuk menolongku dengan menyokong kaki dan bokong kiri Sandra menjadi tanganku dapat kugunakan dengan bebas. Lilo raih kaki kiri Sandra dengan tangan kirinya lantas dengan tangan kanannya dia menyokong bokong Sandra. Saya menyaksikan dia meremas bokong istipsu saat dia coba menopangnya. Dan saya mulai menggesek-gesekkan penisku naik dan turun ke bibir vaginanya yang sudah basah. Vaginanya benar-benar sangat basah. Cairan vagina Sandra yang bersatu dengan sperma Lilo, membuat lubang kewanitaan Sandra jadi sangaaaat licin. Bahkan juga saya hampir klimaks menjadi saya dengan perlahan-lahan masukkan tangkai penisku ke lubang kemaluan Sandra yang panas.
Walaupun sudah benar-benar basah tapi lubang vagina Sandra masih tetap benar-benar sempit dengan Lilo tidak sebelumnya sempat lakukan penetratif. Akan tapi penisku dapat tembus secara gampang. Selekasnya saya memompa vagina Sandra dan sehabis lebih kurang 10 pompaan mundur-maju, Sandra alami orgasme dalam tidurnya!!! Faktor ini sudah cukup membuatku membumbung capai klimaks. Saya mulai menyemprot cairanku masuk ke vaginanya dan setiap muncratan seolah tersemburkan langsung dari buah zakarku. Sandra mengerang-erang dalam setiap desahannya dan begitupun saya.
Lilo menjelaskan, “Gilaaaa, man!” tapi ini hari dia tidak berbisik. Faktor ini tidak menjadi masalah karena Sandra tidak bangun sedikitpun sepanjang kami mengolah badannya. Saat saya luar biasa penisku, Lilo menyimpan bokong dan kaki Sandra kembali lagi ke tempat tidur. Lantas dia merunduk menjilat-jilati dan mengecup puting susu Sandra dan mengisapnya saat dia tegakkan lagi tubuhnya. Saya sudah terlampau lemas untuk memberi komentar dan pada akhirnya saya cuma luar biasa tangannya untuk keluar kamar. Saat saya berjalan membawanya ke luar rumah, Lilo tidak habis-habisnya mengucapkan terima kasih kepadaku. Saya mengayunkan tangan lantas mengamankan pintu. Saya masuk ke dalam kamar, tiduran di atas tempat tidur dari sisi Sandra dan langsung lelap demikian saja.
Esok harinya, Sandra menggugahku dengan mencium telingaku. “Elu gak akan yakin apa yang saya mimpiin tempo hari malam!” ucapnya buka perbincangan. “Saya mimpi ada cukup banyak tangan yang meraba-raba tubuh saya. Ngomong-ngomong, tempo hari malam kami ngapa-ngapain gak, yah?” Saya terpikir jika saya tidak sebelumnya sempat bersihkan sperma yang tertinggal di badannya dan di tempat tidur saat sebelum pergi tidur tempo hari. “Eeehhh…, iya lah. Terbuktinya elu engga ingat apapun?”
“Yaah…, saya gak tahu yah. Semua kaya dalam mimpi begitu. Mungkin saya 1/2 tidur kali. Tetapi yang pasti asyik dech. Bagaimana? Apa elu punya niat untuk melakukan satu kali lagi sekarang sepanjang saya gak ketiduran?” Pikiranku melayang-layang ke peristiwa tempo hari malam…, “Hmmmm, bagaimana yah? Menurut elu bagaimana?” saya tersenyum.
Pada minggu selanjutnya di dalam kantor saya terus pikirkan malam itu di mana Lilo nyaris meniduri istipsu, Sandra. Saya dan Lilo tidak sebelumnya sempat menyentuh faktor itu walau beragam kali kami sama-sama melepaskan senyuman. Lilo melempar senyuman penuh rasa terima kasih kepadaku.
Wajib kuakui, saya sudah jadi terobsesi dengan gagasan menyaksikan istipsu ditiduri pria lain. Tapi masih tetap ada perasasan yang menjejal. Menyaksikan Lilo bermasturbasi di muka Sandra malam itu sangat tidak jadi masalah buatku. Tapi dapatkah saya terima menyaksikan pria lain sangat berhubungan seksual dengan istipsu? Mendekati akhir pekan saya dapat menyaksikan pandangan penuh berharap dari muka Lilo. Saya tahu apakah yang dia sedang pikirkan: “Apa Kris akan ngundang saya tiba ke tempat tinggalnya kembali?”, “Apa saya dapat bisa kesempatan dengan istrinya?”
Hari Jumat pada akhirnya datang dan saat sebelum jam pulang dari kantor saya mengundang Lilo untuk bertandang kembali ke rumahku. Keceriaan yang lebih besar melimpah dari diri Lilo.
“Yeahhhhh! MANTAP!!! Saya akan membawa bir dan beragam film buat kami saksikan!” ucapnya dengan penuh semangat. “Oke. Tiba jam 9-an dech,” jawabku. Saya tahu di saat itu Sandra pasti sudah mulai mengantuk dan kedatangan Lilo akan mendorongnya untuk pergi tidur bisa lebih cepat dengan dia tidak demikian sukai bersahabat dengan Lilo. Saya merasa geli sebentar memikirkan faktor tersebut. Jika saja Sandra tahu apa tujuan kehadiran Lilo, dia pasti tidak akan tidur semalaman, minimal sampai Lilo pulang.
Lantas saya lakukan suatu hal yang mengangetkan diriku sendiri. “Hey, Jo! Apa yang elu lakukan malam hari ini?” saya menanyakan. Josua ialah pribumi berkulit gelap. Tinggi tubuhnya capai 190 cm secara berat tubuh dapat capai 90 kg. Josua bukan seseorang yang gendut tapi dia bertubuh yang lebih besar dan kekar. “Ah, gak cukup banyak. Mengapa? Elu ada jadwal apa?” dia kembali menanyakan. “Lebih kurang jam 9 malam nantinya Lilo akan tiba ke rumah saya untuk bermain-main. Minum, bercakap, apa saja dech. Kalau engga salah denger dianya katakan dianya akan membawa beberapa film BF. Bagaimana, tertarik?” “Bisa, tetapi mungkin saya akan telat. Saya perlu kerjain suatu hal untuk bokap, tetapi gak lama dech,” jawabannya. “Engga masalah. Oke sampai bertemu kelak,” saya menjelaskan sekalian berpikiran mungkin bisa dibuktikan sebaiknya Josua tiba sehabis Sandra tertidur.
Saya melihat dan menyaksikan muka Lilo yang kaget, tapi kaget dalam nuansa yang menyenangkan. Saya tersenyum dan sekalian mengedipkan mataku saya berjalan melewatinya, “Sampai kelak, Lo!” Malam itu saat makan malam, saya terus pikirkan gagasan nanti malam. Saya beli sebotol anggur dan meminum dengan Sandra dengan unggulan dia dapat tertidur nyenyak malam tersebut. Seperti yang saya harap, tidak membutuhkan waktu lama sampai Sandra mulai cekikikan karena dampak anggur yang dia minum. Sebuahkeuntungan yang tidak tersangka anggur itu memberbagi dampak yang menstimuli badannya.
Dari bawah meja, Sandra mulai menggesek-gesekkan kakinya yang terikat stoking ke pahaku. Selanjutnya sehabis beragam gelas anggur kembali, sekalian menyaksikan TV Sandra duduk menghadapku dengan 1 kaki ditempatkan di lantai dan kaki yang lain ditekuk menjadi dia menempatinya. Faktor ini mengakibatkan roknya yang pendek ketarik ke atas menjadi memberikan pahanya dan ujung stokingnya.
Dia buka kakinya sedikit untuk memberikan kepadaku celana dalamnya saat bel pintu rumahku mengeluarkan bunyi. “Aaaah!” dia protes. Saya bangun berdiri untuk membuka pintu. “Siapa yah yang tiba malam-malam ini?” saya menanyakan seolah tidak paham jika yang tiba ialah Lilo.
Sehabis saya buka pintu, Lilo masuk dengan kantong plastik pada tangannya. Dia berdiri dari sisi pintu sehabis saya tutup pintu tersebut. Lilo melihat Sandra dan mulai berbasa-basi dengannya. Saat kembali ke arah tempat dudukku, saya mengetahui jika Sandra masih tetap dalam posisi yang masih sama. Sandra duduk menghadap kami sekalian memain-mainkan rambutnya. Dia sangat tidak sadar sedang memberikan terlampau cukup banyak tahapan badannya pada Lilo saat dia duduk di situ dengan muka yang berkesan bersedih.
Lilo cuma berdiri mematung di situ sementara mereka sama-sama berpandangan. Sandra melihatnya dengan pandangan kosong dan Lilo melihatnya dengan pandangan tidak yakin. Mendadak Sandra tersadarkan akan posisi duduknya dan segera kembali lantas turunkan roknya. “Mari duduk, Lo. Sini…, saya simpan di kulkas dahulu,” kataku sekalian ambil kantong plastik yang berisi bir lantas berjalan ke dapur.
Saat masukkan bir-bir itu ke kulkas, kedengar olehku Lilo menjelaskan pada Sandra jika dia mengharap kehadirannya tidak mengusik jadwal saya dan Sandra. “Oh tidak,… tidak apapun kok,” kedengar jawaban Sandra. Saya mengetahui benar untuk berlaku santun, Sandra menipu Lilo. “Kita hanya sekedar duduk sekalian menonton TV doang kok,… dan sudah punya niat untuk tidur.”
Saya tahu Sandra berusaha untuk memberikan kode pada Lilo jika kehadirannya sudah mengusik kami. Sandra bisa dibuktikan tidak paham apapun berkenaan gagasan kami malam hari ini. “Apa gagasan elu malam hari ini, Lo?” sekalian memberikan bir, saya menanyakan pada Lilo sehabis datang dari dapur. “Ah, tidak cukup banyak lah. Hanya singgah untuk minum-minum sedikit.” “Boleh-boleh saja. Bagaimana menurut elu, San?” saya menanyakan sekalian melihatnya. Muka Sandra memperlihatkan jika dia sudah pasrah jika Lilo akan masih tetap tinggal sampai tengah malam. “Ya sudah, jika demikian saya izin dahulu dech. Saya tidur lebih dulu yah,” jawabannya dan bangun dari sofa.
“Kece!” pikirku, semua sesuai gagasan. “Oke, San. Saya nyusul kelak,” kataku sekalian tersenyum pada Lilo. Dengan mulutnya, Lilo mengeja tanpa suara, “Saya !” sehabis Sandra berjalan melewatinya ke arah ruang tidur. Sehabis Sandra masuk ke dalam kamar, Lilo dan saya duduk melihat TV dengan pandangan kosong. Tidak satu juga dari kami yang buka suara. Situasi waktu itu jadi tegang penuh berharap apa yang akan terjadi kelak.
Lebih kurang jam 10 malam, saya dengar Josua memarkirkan mobilnya di muka rumah. Saya berdiri dan buka pintu saat sebelum dia membunyikan bel. Sebenarnya saya tidak berpikiran suara bel rumah kami akan menggugah Sandra, tapi saya tidak ingin mengambil risiko. Sebelumnya kami bertiga mengobrol mana-mana sehabis Lilo putar film yang dibawa. Josua masih tetap tidak paham menahu berkenaan rahasia kecil kami. Saya sendiri masih tetap belum percaya betul untuk mengikutkan Josua ke gagasan malam hari ini. Sehabis 15-20 menit, saya menyaksikan Lilo mulai resah. Berkali-kali Lilo berkesan beringsut dari tempat duduknya dan melihatku seolah mengharap mendapatkan code kesepakatan untuk memulai jadwal malam tersebut. “Saya izin sesaat yah,” kataku sekalian berdiri ke arah kamar dan memberikan kode pada Lilo untuk selalu duduk di tempatnya.
Saya ingin pastikan semua sudah pada tempatnya saat sebelum jadwal diawali. Dengan berhati-hati saya berjalan masuk ke dalam kamar. Sandra tidur telentang di tempat tidur dengan menggunakan daster imut yang semi terbuka. Saya rasa anggur yang diminumnya barusan sudah bereaksi dalam badannya dengan Sandra tidur dengan kaki yang cukup mengangkang dan ke-2 lengannya terkapar di atas kepalanya. Sandra berkesan benar-benar elok terbujur di situ dengan mulut yang sedikit terbuka (seperti umumnya) dan rambut yang terurai di atas bantal. Buah dadanya sudah dapat berkesan dari kembali kain dasternya yang tipis, membubung seperti dua gunung kembar.
Kelihatannya semua sudah siap tanpa saya wajib melakukan perbuatan apapun. Saya bergerak ke arah pintu WC dengan perlahan-lahan lantas membuka sedikit menjadi kamar itu sedikit jelas oleh sinar lampu dari WC. Lantas saya keluar gabung dengan Lilo dan Josua yang masih tetap menyaksikan film porno yang diputar. “Jo, elu ingin bir ?” tanyaku mengharap agar dia selekasnya pergi kencing. “Bisa, thanks!” jawabannya. Lilo meng ikutiku berjalan ke dapur dan selekasnya menghamburkan pertanyaannya, “Elu ingin bagaimana kerjainnya?” “Ya, gue pikir kami perlu nantikan Josua pergi ke WC dahulu untuk kencing. Trus, baru kami berdua masuk ke dalam kamar dan menyaksikan apa yang akan dianya kerjakan. ”
Bacaan Seks Terpanas Saat Istriku Sedang Tidur
Lilo tersenyum dan kembali lagi ke ruangan tamu. Kami masih tetap menyaksikan beragam menit sehabis itu dan memberi komentar episode-adegan di film itu. Sesaat sehabis itu Josua menjelaskan, “Eh, Kris,… WC elu di mana?” “Tuch di situ,” kataku sekalian menunjuk ke WC. Saya berusaha agar suaraku tidak ada terlampau semangat. Josua berjalan ke arah WC. Sehabis saya dengar pintu WC digembok, saya dan Lilo segera ke arah kamar. Sehabis ada dalam kamar, pandangan Lilo menempel ke badan Sandra yang terbujur di atas tempat tidur. Josua tidak tutup pintu yang menyambungkan WC dengan kamar tidurku. Mungkin dia tidak menyangka akan ada seseorang di situ.
Saat dia kelar, saya dapat dengar dia luar biasa resletingnya dan siap-siap keluar WC. Mendadak saya dengar Josua stop. Pasti dia sudah menyaksikan Sandra. Dia seolah berdiri beberapa jam di situ sekalian melihat istipsu terbujur di tempat tidur dengan payudaranya yang berkesan terang dari kembali daster terbuka yang digunakannya, turun naik meng ikuti irama napasnya.
“Bangsaaattt!” saya dengar Josua berbisik. Saya tidak dapat meredam geli dan tergelak. Josua dengar suaraku dan melihatkan kepala masuk ke dalam kamar dan merasakan kami sedang berdiri di situ. Selekasnya saya tempelkan telunjuk ke bibirku dan memerintahnya tidak untuk bernada. Saya ajaknya masuk. “Itu bini elo, Kris?” dia berbisik kembali. Saya menggangguk lantas membimbingnya ke arah sisi tempat tidur. Lilo mengikuti dari belakang dan berdiri di samping kiriku saat kami bertiga melihati badan istipsu dari dekat. “Bagaimana menurut elu?” tanyaku pada Josua sekalian tersenyum. Dia melihat Sandra beragam detik kembali lantas melihat ke saya dan melihatku sekalian menduga-duga ada apakah dibalik semuanya. “Elok sekali, Kris!” dia menjawab sekalian 1/2 tersenyum.
Pelan-pelan saya raih kain selimut yang tutupi badan tahapan bawahnya lantas luar biasa kain itu menjadi memberikan tahapan perut Sandra. Saya terus luar biasa selimut itu sampai ke tahapan di antara pusar dan bulu-bulu kemaluannya. Sekarang ini kami dapat menyaksikan ujung daster yang digunakannya. Dengan berhati-hati saya mencapainya dan bawa daster itu lewat badan Sandra yang putih mulus, lewat payudaranya yang ranum. Puting susunya yang kemerahan mulai mengeras karena angin dingin tertiup yang didampakkan oleh gerakan tanganku dan dasternya. Saya berubah ke samping kiri untuk memberikan ruangan untuk Josua untuk berdiri pas di muka payudara Sandra. Dan Lilo mengarah ke samping kanan Josua berdiri pas di muka muka Sandra. Tanpa menghabiskan waktu, Lilo buka celananya dan mulai mengocak penisnya sementara saya membimbing tangan Josua untuk meraba-raba buah dada istipsu secara halus.
Menyaksikan ketidaksamaan kontras di antara tangannya yang lebih besar dan hitam dengan kulit Sandra yang putih saat Josua meraba-raba payudara Sandra membuatku benar-benar terangsang! Tangannya besar sekali, hampir-hampir tutupi semua payudara Sandra yang memiliki sedang. Secara halus Josua menjepit puting susu Sandra dengan bunda jemari dan telunjuknya menjadi kedengar desahan halus keluar mulut Sandra. Dalam pada itu, Lilo sudah melepas celananya dan dengan oke mengocak penisnya yang ditujukan pas ke muka Sandra yang cuma tertaut beragam senti dari mulutnya yang sedikit terbuka. Lilo melihat ke saya saat dia meremas penisnya yang keluarkan cairan pelumas. Cairan itu dibiarkannya menetes dari kepala penisnya dan menetes pas di bibir Sandra. Sebelumnya Sandra tidak bergerak benar-benar sementara cairan itu mengaliri bibir bawahnya. Tapi kesan yang dibuat cairan itu pada bibirnya membuat Sandra sapu cairan itu dengan lidahnya dan menelannya.
Menyaksikan faktor ini, Josua turut melepas celananya. Sehabis melepas celana jeans dan celana dalamnya, saya menyaksikan penis yang paling gelap dan terbesar yang sebelumnya sempat saya saksikan. Mungkin minimal panjangnya lebih dari 25 cm dan tebalnya lebih dari 6 cm. Memikirkan penis sebesar itu menerobos masuk ke vagina Sandra yang basah membuat diriku semangat tapi ada rasa khawatir . Saya sadar jika sampai Josua masukkan penisnya ke vagina istipsu, pasti penis Josua akan memaksakan mulut vaginanya meregang sampai melewati batasan normal. Dan tidak ada kebimbangan dalam diriku jika faktor ini pasti akan menggugah Sandra walau berapa pulasnya dia tertidur waktu itu.
Josua melihatku sesaat saat sebelum dia merunduk dan mengulum puting susu samping kanan Sandra sekalian mengocak penisnya. Lantas dia membungkukkan tubuhnya menjadi pinggangnya maju di depan dan mulai menggesek-gesekkan penisnya ke payudara samping kiri. Sehabis mengocak penisnya beragam saat, lendir pelumas mulai keluar ujung penisnya. Josua memolesi cairan itu ke semua bulatan payudara dan puting susu Sandra dengan panduan menggesek-gesekkan kepala penis itu ke payudara kirinya.
Sehabis memerintah Lilo berubah sedikit, saya luar biasa turun kain selimut sampai lewat ujung kakinya. Sekarang ini kami dapat menyaksikan bulu-bulu lembut kemaluannya yang masih tetap tertutup oleh celana dalam semi terbuka tersebut. Lilo menyentuh kaki Sandra lantas mengelus-elusnya dari bawah mengarah ke atas terus merapat ke selangkangan Sandra sekalian terus mengocak penisnya.
Ini mengambil perhatian Josua. Dia sekarang ini menyaksikan tindakan Lilo sekalian terus memolesi payudara Sandra dengan cairan pelumas yang tetap keluar penisnya. Rabaan Lilo pada akhirnya capai tahapan atas paha Sandra. Dia membelai jari-jarinya ke bibir vagina istipsu yang masih tetap dilapis kain celana dalamnya. Sehabis Lilo membelai naik dan turun ke sepanjang bibir vaginanya, pinggul Sandra mulai bergoyang mundur-maju walau cuma sedikit. Dan itu ialah gerakan Sandra yang pertama semenjak semuanya diawali (selainnya pergerakan menjilat bibirnya barusan).
Saya terus semangat. Secara halus saya bawa badan Sandra menjadi saya dapat melepas celana dalamnya, pertama ke samping kiri lantas ke samping kanan. Sehabis dapat luar biasa celana dalamnya sampai ke 1/2 pahanya, selekasnya saya luar biasa celana itu sampai terlepas dari kakinya. Sandra sekarang ini telanjang bundar di depan dua pria yang sudah terkuasai gairah birahi.
Menyaksikan istriku yang elok terbujur tanpa kenakan baju di depan Lilo dan Josua sementara mereka meraba-raba, menggesek dan menelusuri tiap tingkatan badan istipsu, membuatku nyaris meletus. Lilo geser kaki kiri Sandra menjadi keluar sisi tempat tidur lantas menyelusup ke di antara pahanya dan dengan jari-jarinya mulai menelusuri vagina Sandra yang rapat. Awalannya masih tetap dengan berhati-hati, dengan menggunakan bunda jarinya, Lilo menyeka-usap bibir vagina istipsu dengan mukanya cuma tertaut beragam senti dari lubang kewanitaannya.
Selanjutnya Lilo menggenggam klitoris Sandra dengan bunda jemari dan telunjuknya lantas memilinnya secara halus. Faktor ini membuat Sandra mendesah dan menggelinjang-geliat menjadi bawa kakinya ke bahu Lilo. Josua sekalian menggesek-gesekkan tangkai penisnya ke ke-2 payudara Sandra meremas-remas payudara itu, menyaksikan tindakan Lilo antara paha Sandra. Saat perhatianku kembali pada Lilo, dia sudah gantikan jari-jarinya dengan lidahnya!
Secara halus Lilo menempatkan salah satunya jarinya ke lubang kewanitaannya. Dia meredamnya di situ beragam saat sampai cairan vagina Sandra membasahi jemari tersebut. Baru sehabis itu dia menusukkan jemari itu dengan perlahan-lahan masuk ke vagina istipsu. Sandra tersengal dan ke-2 kakinya disangkutkan di sekitar kepala Lilo. Tanpa putus semangat, Lilo melanjutkan gempurannya dengan menggunakan lidah dan jarinya pada vagina istipsu.
Tidak ada pria lain mana saja yang sebelumnya sempat lakukan faktor ini pada Sandra bukan hanya dari diriku. Berdiri antara Lilo dan Josua, saya segera melepas celanaku dan mulai mengocak penisku sementara mereka mengolah istipsu. Mendadak Josua beralih posisi dan dengan perlahan-lahan luar biasa pundak Lilo. Lilo melihat muka Josua sesaat lantas pandangannya turun ke penis besarnya yang terukur pas langsung ke dalam mulut bibir kewanitaan Sandra. Lilo undur mengizinkan Josua ambil tempatnya langsung memolesi kepala penisnya ke sepanjang bibir vagina istipsu. Saya dapat menyaksikan cairan pelumas yang keluar penisnya membasahi vagina dan bulu-bulu kemaluannya.
Saya terpekur dan tidak dapat bergerak sama sekalipun. Saya tidak tahu apakah yang wajib kulakukan. Saya tahu jika Josua akan meniduri istipsu dengan penis raksasanya, tapi bukan faktor itu yang menggelisahkan saya. Jauh dalam lubuk hatiku sebenarnya berikut yang saya harapkan dan yang sudah saya targetkan. Akan tapi saya tahu pasti jika Sandra akan tersadarkan demikian penis itu masuk badannya. Ditambah lagi saya baru mengetahui jika diafragma (alat KB) Sandra terkapar di meja. Umumnya, dia menggunakan diafragmanya saat dia mengetahui kami punya niat untuk lakukan ‘sesuatu’, bahkan juga jika dia pergi tidur saat sebelum saya tidur.
Comments are closed.