Cerita Sex Melakukan Hubungan Intim Dengan Anak Majikan Yang Lugu

Tiap pagi, saya selalu bangun jam 4:30, saat sebelum bekerja saya telah mandi dengan bersih, kenakan pakaian rapi. Saya selalu menggunakan rok panjang sampai semata-kaki, bajuku berlengan panjang. Saya tahu, Ibu Sum suka dengan bajuku, ia selalu memujiku jika saya santun, baik sikap yang sopan, atau langkah kenakan pakaian.

Cersex BersambungWalaupun demikian, bajuku semua cukup ketat, hingga lekuk-lekuk badanku masih tetap kelihatan secara jelas. Mas Pur kerap melihat ke arahku sekalian terpesona menyaksikan bentuk badanku, saya selalu membalas dengan kedipan mata dan goyangan lidah ke arahnya, hingga membuat mukanya yang polos menjadi pucat saat itu juga. Paling terlambat jam 7:15, mereka pergi tinggalkan rumah, terkecuali Mas Pur sekitaran jam 8:00.

Saya tahu, Mas Pur benar-benar ingin mendekatiku dan bercumbu denganku, tetapi dia selalu terlihat pasif, mungkin dia takut jika kedapatan ibunya. Walau sebenarnya saya ingin sekali rasakan pacuan keperjakaannya. Pagi itu, mereka telah pergi, tinggal Mas Pur dan saya yang terdapat di dalam rumah, Mas Pur belum keluar kamar, menurut Ibu Sum saat sebelum pergi barusan jika Mas Pur sedang masuk angin, tidak masuk kuliah.

Bahkan juga Ibu Sum minta bantuan agar saya memijatnya, sesudah saya usai bersihkan rumah dan membersihkan baju. “baik, Bu!”, demikian sahutku pada Ibu Sum. Ibu Sum benar-benar yakin kepadaku, karena di hadapannya saya selalu terlihat dewasa, dengan baju yang santun. Sesudah tentu mereka telah jauh tinggalkan rumah, saya selekasnya masuk kamarku dan menukar bajuku dengan rok supermini dan kaus singgelt yang ketat dan seksi. Kusemprotkan minyak wangi di leher, belakang telinga, ketiak, pusar dan pangkal pahaku dekat lubang vagina. Rambutku yang umumnya kusanggul, kuurai lepas memanjang sampai sepinggang. Ini kali, saya tentu bisa mengambil keperjakaan Mas Pur, pikirku.

“Mas Pur. Mas Pur!” panggilku memikat, “barusan Ibu pesan agar Mbak Sri memijati Mas Pur, agar Mas Pur cepat pulih. Bisa saya masuk, Mas Pur?”Pintu kamarnya langsung terbuka, dan terlihat Mas Pur terbeliak menyaksikan performaku, “Aduh, kamu elok sekali, Mbak Sri… Sama persis Desy Ratnasari… ck, ck, ck…””Ah, Mas Pur, bisa jadi, menjadi ingin dipijat?””Maka dong…” saat ini mas Pur mulai terlihat tidak berlagak alim kembali, “mari, ayo…”, diambilnya tanganku ke tempat tidurnya yang harum….”Kok Harum, Mas Pur?”

Ternyata ia menyiapkan tempat tidur percumbuan ini, ia juga mandi dengan sabun harum.”Iya lah, kan ada Desy Ratnasari ingin tiba kesini,”. Kami mulai mengobrol ngalor-ngidul, ia bertanya berapakah umurku, darimanakah saya berasal, telah kawin atau memang belum, telah mempunyai anak atau memang belum, sampai kelas berapakah saya sekolah. Perkataannya belum juga “to-the -point”, walau sebenarnya saya telah memijatnya dengan sentuhan-sentuhan yang menggairahkan.Saya sudah tidak sabar ingin bercumbu dengannya, rasakan sikatan dan pacuannya, tetapi mahfum si pejantan belum eksper.”Mas Pur pernah bercumbu sama perempuan?”, saya mulai arahkan perbincangan kami, ia cuma geleng-geleng polos.

“Ingin Mbak Sri ajari?”, mukanya merah padam dan selekasnya berbeda pucat. Kubuka kaus singgeltku dan memulai kudekatkan bibirku di muka bibirnya, ia segera memagut bibirku, kami bergulingan di atas tempat tidurnya yang empuk dan harum, kukuatkan pagutanku dan menggigit kecil bibirnya yang merah delima, ia semakin menggebu, tangkai kontolnya mengeras seperti kayu… Wow! ia melepaskan beha-ku, dan menghisap puting susuku yang kiri, dan meremas-remas puting susuku yang kanan…”Aaah.. sssshhhh, Mas Pur, yang halus doooong…” desahku semakin menambah napasnya menderu…

“Mbak Sri, saya cinta kamu….” suaranya cukup tergetar..”Jangan, Mas Pur, saya hanya seorang Pembantu, kelak Ibu geram,” kubisikkan desahanku lagi….Kulucuti semua baju Mas Pur, kaos oblong dan celana pendeknya sekalian celana dalamnya, langsung kupagut kontolnya yang telah membubung seperti tugu monas, kuhisap-hisap dan kumaju-mundurkan mulutku secara halus dan kadangkala cepat…”Aduuuh, enaaaak, Mbak Sri….” jeritnya…

Saya tahu air-mani akan selekasnya keluar, karena selekasnya kulepaskan kontolnya, dan selekasnya meremasnya sisi pangkalnya, agar tidak menjadi muncrat. Ia buka rok-miniku sekalian celana dalamku, selekasnya kubuka selangkanganku. “Jilat itil Mbak Sri, mas Puuuurrr…, yang lamaaa…”, godaku lagi…Bagai robot, ia segera arahkan kepalanya ke nonokku dan menjilat-jilati itilku dengan gairahnya…. “Sssshhhh, uu-enaaak, Mas Puuuurrrr…., sampai air mani saya keluar, ya mas Puuur”.

“Lho, wanita punyai air mani..?” tanyanya blo’on. Saya tidak menyahut karena kenikmatan… “Mas Puuurrr, saya ingin keluaaar…” serrrrrr…. serrrrrrrrr…. membasahi mukanya yang penuh birahi. [Alinea di atas adalah sisi akhirnya Adegan-1] [Sekarang….. Adegan-2] “Aduuuuh, sedap sekali, Mas Pur! Mbak Sri puaaaaaassss sekali bercinta dengan Mas Pur….. kontol Mas Pur belum keluar ya? Silahkan saya masukkan ke lubang kepuasan saya, Mas! Saya jamin Mas Pur tentu puas-keenakan….” Kugenggam tangkai pelernya, dan kutuntun dekati lubang nonokku, kugosok-gosokkan pada itilku, sampai saya terangsang lagi… Saat sebelum kumasukkan tangkai keperkasaannya yang ting-ting itu ke lubang nonokku, kuambil kaos singgeltku dan kukeringkan dahulu nonokku dengan kaos, agar lebih peret dan berasa uuenaaaak di saat ditembus kontolnya Mas Pur nanti…

“Saat sebelum masuk, katakan ‘kulonuwun’ dahulu, donk sayaaaaaang…”, Candaku…. Mas Pur bangun sesaat dan hidupkan radio-kaset yang berada di atas meja kecil dari sisi ranjang….. lagunya…. mana tahaaaan…. “Kemesraan ini Jangan sampai Cepat Berakhir……” “Kulonuwun, Mbak Sri cintakuuuuu….” “Monggo, silahkan masuk, Mas Puuuurrr Pacarkuuuuu…”, selekasnya kubuka lebar-lebar selangkanganku, sekalian kuangkat pinggulku semakin tinggi dan kuganjel dengan guling yang cukup keras, agar tangkai kepuasannya dapat menusuk dalam-dalam…. Sreslepppppp……… blebessss….. “Auuuuuow….”, kami berdua berteriak bersamaan…..

“Enaaaak sekali Mbak Sri, nonok Mbak Sri kok sedap begini sich….?” “Karena Mbak Sri tidak pernah melahirkan, Mas Pur… Jadi nonok Mbak Sri tidak pernah molor dijebol kepala bayi….. jika sebelumnya pernah melahirkan, apalagi jika sudah melahirkan berulang-kali, tentu nonoknya kendur sekali, dan tidak dapat rapet seperti nonoknya Mbak Sri ini, sayaaaaang… kembali juga Mbak selalu minum jamu sari-rapet, tentu SUPER-PERET….”, kami berdua bersenggama sekalian cekikikan kenikmatan… Kami berguling-guling di atas ranjang-cinta kami sekalian berangkulan kuat sekali…. Saat ini giliranku yang di atas…

Mas Pur telentang kenikmatan, saya naik-turunkan pinggulku, rasanya lebih sedap jika dibandingkan saya di bawah, jika saya di atas, itilku yang bertumbukan dengan tulang selangkang Mas Pur, memunculkan rasa nikmat yang ruaaaaarbiassssa uu-enaaaaaaknya….. Keringat kami mulai berkucuran, walau sebenarnya kamar Mas Pur selalu gunakan AC, sekalian bersenggama kami mulut kami masih tetap berpagutan-kuat. Sesudah jemu dgn telungkup di atas badan Mas Pur, saya mengganti style. Mas Pur tetap telentang, saya berjongkok sekalian kunaik-turunkan pantatku. Mas Pur justru punyai peluang untuk menetek pada susuku, sedotannya pada tetekku semakin membuatku tambah liar, terasanya seperti di-setrum sekujur badanku. Sesudah 10 menit saya di atas, kami ganti style lagi… kami berguling-gulingan tanpa melepas kontol dan nonok kami.

Saat ini gantian Mas Pur yang di atas, waduuuuh… sikatannya mantep sekali… kadangkala lamban sampai bunyinya blep-blep-blep… kadangkala cepat plok-plok-plok… betul-betul untung saya dapat senggama dengan Mas Purnomo yang ini kuaaaatnya, jika kuhitung-kuhitung telah 3x air nonokku keluar karena orgasme, jika ditambahkan sekali di saat itilku dijilati barusan telah 4x saya orgasme… betul-betul nonokku sampai kredut-kredut karena dihunjam okenya oleh kontol yang besar sekali dan demikian keras, seperti lesung dihajar alu….. bertubi-tubi…. semakin lama semakin cepat……waduuuuhhhhh…… Wenaaaaaaaaakkkkk tenaaaaan…… “Mbak Sri, saya nyaris keluaaaaaar nih…!!” …. “Saya ingin keluar kembali untuk ke-5 kalinya ini,

Mas Puuuuur…. Yok kita bersama sampai di pucuk gunung kepuasan, yaaa sayaaaaanngggg” “Mengambil napas panjang, Mas Pur… lantas tancepkan kontolnya sedalam-dalamnya sampai gagal…… baru ditembakkan, ya Maaaasss… ssssshhhhhh……..” Sekalian mendesis, saya selekasnya mengusung pinggulku kembali, ke-2 kakiku kulingkarkan pada pinggangnya, guling yang telah terlontar barusan kuraih kembali dan kuganjelkan setingginya pada pinggulku, hunjaman kontol Mas Pur makin keras dan cepat, suara lenguhan kami berdua hhh…hhhhh….hhhhhh….. selaras dengan hunjaman kontolnya yang makin cepat…..

“Menembakkan sekaraaaaang, Maaaasssss!”, Mas Pur menanamkan kontolnya lebih dalam kembali, walau sebenarnya sejak dari barusan telah mentok sampai ke dalam mulut rahimku…. bersama dengan keluarnya air nonokku yang ke-5 kali, Mas Pur juga tembakkan senjata automatis berulang-kali dengan kerasnya…. CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! Stop sesaat dan CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! lagi ….. Seperti wong gila, kami berdua berteriak panjaaaaanggg bersamaan; “Enaaaaaaaaaakkkkk!”…..

sekujur badanku rasanya tergetar semuanya… dari ujungnya kepala sampai ujungnya kaki, khususnya nonokku sampai seperti “babak belur” rasanya….. Mas Pur juga rebah tengkurep di atas badan telanjangku….. sekalian napas kami saling mengejar karena kelelahan… “Jangan cabut dahulu, ya Maaasss sayaaaang… tetap berasa enaknya… tunggu hingga semua getaran dan napas kita surut, baru Mas Pur bisa cabut yaaa……” pintaku memelas….. kami bercipokan lagi dengan lekatnya…… kontolnya masih lumayan keras, dan tidak selekasnya lemah seperti punyai bekas-mantan suamiku dulu…. “Mbak Sri sayaaaang, terima kasih banyak ya….. pengalaman pertama ini benar-benar luar biasa…

Mbak Sri sudah memberi servis dan pelajaran yang maha-penting untuk saya…… saya akan menyukai dan mempunyai Mbak Sri selamanya….” “Mas Pur cintaku, cinta itu bukan harus memiliki… tanpa kawin juga jika tiap pagi -setalah Ibu dan Mbak-mbak Mas Pur pergi kerja-, kita dapat lakukan senggama ini, saya telah senang kok, Massss….. Apalagi Mas Purnomo barusan demikian kuatnya, 1/2 jam lebih lho kita barusan bersetubuhnya, Mas! Sampai nonok saya endut-endutan rasanya tadi…..” “Saya ini hari tidak pergi kuliah, kebenaran benar ada acara untuk mahasiswa baru… menjadi tidak ada kuliah…”, kata Mas Purnomo. “Nah… jika demikian, ini hari kita kan punyai begitu banyak waktu, dasarnya sampai saat sebelum Ibu dan Mbak-mbak Mas Purnomo pulang kelak sore, kita bermain teruuuusss, sampai 5 ronde, kuat tidak Mas Pur?”, sahutku makin menggelorakan birahinya. “Nantang ya?” Tanyanya sekalian tersenyum manis, tambah guanteeeeng dia….. “saya cabut saat ini, ya Mbak? telah layu tuch sampai lepas sendiri….”

kami ketawa cekikikan dengan badan masih telanjang bulat…. sesudah mengambil kontolnya dari nonokku, Mas Purnomo telentang di sisiku, kuletakkan kepalaku di atas dadanya yang lega dan sedikit berbulu…. radio kaset yang sejak dari barusan termenung, dihidupkan lagi… lagunya tetap “kemesraan ini jangan sampai cepat berakhiruuuuu….”

Sesudah lagunya habis, “Mas sayaaang, Mbak Sri ingin bangun dahulu ya…. Mbak Sri harus masak makan pagi untuk Mas….” “Untuk kita berdua, donk, Mbak Sri…. masak untuk dua jatah ya… kelak kita makan berdua sekalian suap-suapan. Sepakat?”, sekalian ditowelnya tetekku, saya kegelian dan “auuuwwww! Mas mulai pintar nggangguin Mbak Sri ya.., Mbak Sri tambah sayang dech”.

Saya bangun dari tempat tidur, dan berlari kecil ke kamar mandi yang menjadi satu sama ruang tidurnya, “Mas, menumpang cebokan, ya…” Kuceboki nonokku, nonok Sri Gunarti yang paling untung ini hari, sebab bisa mengambil dan nikmati keperjakaan sang tampan Mas Purnomo… waduuuuhhh… betul-betul nikmat persetubuhanku barusan dengannya.. walaupun nonokku sampai kerepotan disumpal kontol yang demikian besar dan kerasnya – nyaris sejengkal tanganku panjangnya…. wheleh.. wheleh….

“Saat sebelum membuat nasi goreng, kelak Mbak bikinkan Susu-Telor-Madu-Jahe (STMJ) buat Mas Pur, agar ronde-ronde selanjutnya kelak Mas tambah kuat kembali, ya sayaaaaaang….” Kuambil selimut dan kututupi sekujur badannya dengan selimut, sekalian kubisikkan kata-kata sayangku… “Saat ini Mas Pur istirahat dahulu, ya…” kuciumi semua mukanya yang serupa Andy Lau itu… “Terima kasih, Mbak Sri… Mbak demikian baik dengan saya… saya sayang sekali sama Mbak Sri…”.

Itil V3
Kupakai bajuku kembali, selekasnya saya berlari ke dapur dan kubuatkan STMJ agar pacarku…. sesudah STMJ maka kuantarkan kembali ke kamarnya, “Mas Pur sayaaaang…. silahkan diminum dahulu STMJ-nya, agar kontolnya keras seperti tangkai kayu kelak, kelak Mbak Sri ajari kembali style-gaya lainnya, ada style kuda-kudaan, anjing-anjingan, style enam-sembilan (69), dan masih tetap ada 100 style lagi yang lain, Masssss,” kataku menghidupkan kembali gelora birahinya… usai minum diciuminya bibirku dan ke-2 pipiku…. dan Mas Purnomoku, cintaanku, tidur kembali dengan badan telanjang dilapis selimut.

Saya selekasnya kembali ke arah tempat umumnya saya membersihkan baju majikanku, sapu rumah dan mengepelnya.. semua kulakukan secara cepat dan bersih, agar tidak ada ganjelan hutang pekerjaan pada waktu bersenggama kembali dengan Mas Purnomo nanti…

Comments are closed.