Cerita Sex Berhubungan Intim Dengan Pembantu Asal Kampungku yang Seksi

 

Yarmi, dapat tolong saya cariin pembantu…” “Untuk di dalam rumah Bapak…?” “Untuk di apartemen saya, kelak saya upah 1 juta.” “Wah besar tuch Pak, yach kelak Yarmi cariin… beritanya pekan kedepan ya Pak.” “Ok dech, terima kasih yah ini uang buat kamu, jasa cariin pembantu…” “Wah.. banyak sangat Pak, terima kasih dech..” Kutinggal Yarmi sesudah kuberi 500 ribu untuk carikan pembantu untuk apartemenku, saya perlu pembantu karena banyak tamu dan client-ku yang kerap tiba ke apartemenku dan saya sebelumnya tidak pernah beritahukan apartemenku pada istriku sendiri, menjadi kerap kerepotan layani tamu-tamuku. 2 hari selanjutnya, mobilku dihadang Yarmi saat lewat di muka rumah majikannya.”Malam Pak…”

Cersex Bersambung“Bagaimana Yar, dapat apa belum teman kamu?” “Pak, saya saja dech.. habis upahnya cukup untuk kirim-kirim ke daerah.” “Loh, kelak Ibu Ina, geram jika kamu turut saya.” “Tidak.. apapun dech Pak, kelak saya yang katakan sama Ibu.” “Ya, telah jika ini keputusanmu, esok pagi kamu saya jemput di ujung jalan sini lantas kita ke apartemen.” “Ok… Pak.” Esok pagi kujemput Yarmi di ujung jalan dan kuantarkan ke apartemenku. Demikian sampai Yarmi kelihatan kebingungan karena istriku tidak ketahui atas kehadiran apartemenku.

“Pekerjaan saya apa Pak…?” “Kamu cuma menjaga apartemen ini, ini kunci kamu pegang satu, saya satu dan ini uang, kamu berbelanja dan masak yang sedap untuk lusa karena kawan-kawan saya mau bermain kesini.” “Baik Pak…” Dengan hati cukup tenang kutinggalkan Yarmi, saya suka karena jika ada tamu saya tidak raih kembali karena telah ada Yarmi yang menolongku di apartemen. Keesokannya sehabis pulang kantor, saya singgah ke apartemen untuk memeriksa penyiapan untuk acara esok, tetapi saya menjadi cukup kuatir saat pintu apartemen kuketuk berulang-kali tidak ada jawaban dari dalam.

Pikiranku cemas atas diri Yarmi jika terjadi apa-apa, tetapi saat kubuka pintu dan saya masuk ke apartemenku kedengar suara dari kamar mandiku yang pintunya terbuka sedikit. Kuintip dari celah pintu kamar mandi dan kelihatanlah secara jelas panorama yang membuat diriku terangsang. Yarmi sedang mengguyuri tubuhnya yang hitam manis di bawah shower, satu tangannya menyeka payudaranya dengan busa sabun dan satu kakinya dibawa ke closet di mana tangan satunya sedang bersihkan selangkangannya dengan sabun. Panorama yang hebat cantik membuat gairah birahiku bertambah dan kuintip kembali, ini kali Yarmi menghadap ke pintu di mana tangannya sedang meremas-remas payudaranya yang ranum terbungkus kulit sawo masak dan putingnya kadang-kadang dipijatnya, dan bulu- bulu lembut tutupi lubang vaginanya diseka oleh tangannya lainnya, ini membuat ia merem-melek.

Panorama seorang gadis kurang lebih 19 tahun dengan lekuk badan yang montok yang seksi, payudara yang ranum dihias puting coklat dan lubang vagina yang mencolok tertutupi bulu lembut sedang dibasahi sabun dan air membuat gairah birahi semakin bertambah dan sudah pasti batangku mulai mendesak dari kembali celana kantorku. Menyaksikan gairahku mulai berontak secara cepat kutanggalkan semua baju kerjaku di sofa, dengan perlahan-lahan kubuka pintu kamar mandiku, Yarmi yang telah membelakangiku lagi, perlahan-lahan kudekati Yarmi yang membersihkan sabun di bawah shower. Secara mendadak badannya kupeluk dan kuciumi leher dan punggungnya. Yarmi yang terkejut-kaget berusaha melepas tanganku dari badannya.

“Akh.. jangan Pak.. jangan.. tolong Pak…” Karena tenaganya kurang kuat sementara saya yang semakin bergairah, pada akhirnya Yarmi melemaskan tenaganya sendiri karena kalah tenaga dariku. Bibir tebal dan mengembang telah kulumatkan dengan bibirku, tanganku yang satu membungkam badannya sekalian menggerayangi payudaranya, dan tanganku yang satunya sudah landing di pangkal pahanya, vaginanya juga telah kuremas. “Ahhh.. ahhh.. jja. jjangan.. Pak…” “Tenang sayang.. kelak enak…” Saya yang telah semakin buas menggerayangi badannya terus-menerus membuat Yarmi mengalah dan Yarmi juga membalasnya dengan masukkan lidahnya ke mulutku hingga lidah kami bertautan, Yarmi mulai menggeliat ketika jariku kumasukan ke lubang vaginanya. “Arghh.. arghh… sedap.. Pak.. argh…” Badan Yarmi kubalik ke arahku dan kutempelkan pada dinding di bawah shower yang membasahi badan kami.

Sesudah mulut dan lehernya, dengan semakin ke bawah kujilati pada akhirnya payudaranya kutemukan , langsung kuhisap kukenyot, putingnya kugigit. Payudaranya kenyal sekali seperti busa. Yarmi semakin menggeliat karena tanganku tetap memasuki lubang vaginanya. “Argh.. akkkhh… akhh… terus.. Pak… enak… terus…” Aku juga mulai turun ke bawah sesudah payudara, saya menjilat-jilati semua badannya, tubuh, perut dan sampai juga ke selangkangannya di mana saya telah jongkok hingga bulu lembut yang tutupi vaginanya sama persis di hadapanku, berbau wangi tercium dari vaginanya.

Aku juga takjub karena Yarmi menjaga vaginanya sebagus-baiknya. Bulu lembut yang tutupi vaginanya kubersihkan dan kumulai menjilat-jilati lubang vaginanya. “Ssshh.. sshh.. argh.. aghh… aw… sshhh.. trus… Pak.. sshh… aakkkhh…” Saya semakin mengagumi akan Yarmi yang sudah menjaga vaginanya karena selainnya berbau wangi, vagina Yarmi yang perawan karena lubangnya masih rapat, rasanya juga benar-benar beri kesegaran dan manis rasa vagina Yarmi.

Jariku mulai kucoba dengan kadang-kadang masuk lubang vagina Yarmi diselipin oleh lidahku. Rasa yang manis vagina Yarmi yang tidak ada habisnya membuatku semakin menusukkan lidahku semakin ke hingga sentuh klitorisnya yang disana rasa yang manis itu berasal. Yarmi juga semakin menggeliat dan meronta-ronta kenikmatan tetapi tangannya justru menekan kepalaku agar tidak melepas lidahku dari vaginanya. “Auwwwhhh… aahhh… terus.. sedappp… Pakkkh…” “Yar… vaginamu enak sekali… jika begini… tiap malam saya ingin ini terus…” “Mmm.. yah.. Pak.. terus.. Pak… oohhh…” Yarmi semakin menjerit kenikmatan dan menggeliat karena lidahku kupelintir ke vaginanya untuk mengisap klitorisnya.

Sesudah nyaris 30 menit vagina Yarmi kusedot-sedot, keluarlah cairan putih kental dan manis dan beri kesegaran banjiri vagina Yarmi, dan secara cepat kujilat habis cairan itu yang rasanya benar-benar enak dan beri kesegaran tubuh. “Ooohhh… ough… arghhh… sshh.. Pak, Yarmi… keluar.. nihhh… aahhh… sshh…” “Yar… cairanmu… mmmhh… enak.. sayang… bisa.. saya masukkan sekarang… tangkai saya ke vagina kamu? mmhh.. bagaimana sayang…” “Hmmm… bisa Pak.. asal.. Ibu tidak tahu…” Yarmi juga lemas tidak memiliki daya sesudah cairan yang keluar vaginanya banyak tetapi ia seolah siap untuk dimasuki vaginanya oleh batangku karena ia menyender dinding kamar mandi tetapi kakinya diperenggang.

Aku juga langsung mendempetnya dan atur posisi batangku pada lubang vaginanya. Sesudah batangku pas di lubang vaginanya yang hangat, dengan jariku kubuka vaginanya dan coba menekan batangku untuk masuk vaginanya yang rapat. “Ohhh… Yarmi.. vaginamu rapat sekali, hangat dech rasanya… saya menjadi semakin sukai nih…” “Mmmmhh… mhhh.. Pak.. perih.. Pak… sakit…” “Sabar.. sayang.. kelak sedap kok, sabar ya…” Berkali-kali kucoba menekan batangku masuk vagina Yarmi yang perawan dan Yarmi juga cuma menjerit kesakitan, sesudah nyaris 15 kali saya pencet masuk-keluar batangku pada akhirnya juga masuk ke vagina Yarmi meskipun cuma masuk separuhnya saja.

Tetapi rasa hangat dari dalam vagina Yarmi benar-benar mengasyikan di mana tidak pernah saya rasakan vagina yang hangat melewati kehangatan vagina Yarmi membuatku semakin cepat saja menggoyahkan batangku mundur-maju dalam vagina Yarmi. “Yar, vaginamu hangat sekali, batangku rasanya di-steam-up sama vaginamu…” “Iya.. Pak, tetapi tetap perih Pak…” “Sabar ya sayang…” Kukecup bibirnya untuk meredam rasa perih vagina Yarmi yang rapat alias perawan sedang dimasuki batangku yang besarnya 29 cm dan dengan diameter 5 cm, lumrah saja jika Yarmi menjerit kesakitan. Payudaranya juga telah jadi bulan-bulanan mulutku, kujilat, kukenyot, kusedot dan kugigit putingnya. “Ahh.. ahhh.. aah.. aww… Pak… iya Pak.. sedap dech.. rasa-rasanya ada yang nyundul ke saat memek Yarmi.. aahh…” Yarmi yang telah rasakan kepuasan juga ikut menggoyahkan pinggulnya mundur-maju meng ikuti iramaku. Ini membuatku merasa temukan kepuasan tidak ada tara dan membuat semakin masuk kembali batangku ke vaginanya yang telah semakin melebar.

Kutekan batangku berulang-kali sampai rasanya tembus sampai ke perutnya di mana Yarmi cuma dapat pejamkan mata saja meredam hujaman batangku berulang-kali. Air pancuran tetap membasahi badan kami membuatku semakin giat menekan batangku lebih ke . Muka Yarmi yang basah oleh air shower membuat badan hitam manis itu semakin mengkilap hingga membuat gairahku semakin bertambah yakni dengan menciumi pipinya dan bibirnya yang mengembang.

Lidahku kumasukan dalam mulutnya dan membuat lidah kami bertautan, Yarmi juga membalasnya dengan mengisap lidahku membuat kami semakin bergairah. “Mmmhh… mmmhhh… Pak.. batangnya sangat nikmat, Yarmi selesai.. mmauu… setiap malam semacam ini.. aaakh… aakkhh.. Paaakkhh.. Yarmi keeluuaarrr.. nniihh…” Pada akhirnya jebol pertahanan Yarmi sesudah nyaris satu jam ia meredam gempuranku di mana dari dalam vaginanya keluarkan cairan kental yang membasahi batangku yang tetap tenggelam dalam vaginanya, tetapi ternyata selainnya cairan, ada darah fresh yang menetes dari vaginanya dan membasahi pahanya dan terus mengucur terikut air shower sampai ke lantai kamar mandi dan lemaslah badannya, secara cepat kutahan badannya agar tidak jatuh.

Sementara saya yang fresh fit dan semangat tanpa menyaksikan kondisi Yarmi, di mana batangku yang tetap tertanam di vaginanya. Kuputar badannya hingga tempatnya doggy model, tangannya kutuntun untuk raih keran shower, saat ini kusodok dari belakang. Bokongnya yang padat dan kenyal bergoyang-goyang meng ikuti irama batangku yang masuk-keluar vaginanya dari belakang.

Vagina Yarmi semakin berasa hangat sesudah keluarkan cairan kental dan membuat batangku berasa lebih diperas-peras dalam vaginanya. Hal tersebut membuatku rasakan nikmat yang hingga aku juga pejamkan mata dan melenguh. “Ohhh… ohhh.. Yar.. vaginamu enak sekali, baru ini kali saya rasakan nikmat yang luar biasa… aakkh.. aakkhh… sshhh…” Yarmi tidak memberikan komentar apapun karena badannya cuma bertahan saja terima sikatan batangku ke vaginanya, ia cuma memegang keran saja.

Satu jam selanjutnya meletuslah pertahanan Yarmi untuk ke-2 kalinya di mana ia mengeluh, badannya juga semakin melorot ke bawah dan cairan kental dengan derasnya membasahi batangku yang tetap tenggelam di vaginanya. “Akhhh… aakkhh… Pak… Pakkhh… nikmattthhh…” Sesudah badannya mengelepar dan sekitar 15 menit selanjutnya giliran badanku yang melafalkanng dan meletuslah cairan kental dari batangku dan membasahi lubang vagina Yarmi dan muncrat ke kandungan Yarmi, yang diikuti lemasnya badanku ke Yarmi yang cuma berdasar pada keran hingga kami tergelincir dan nyaris jatuh di bawah shower kamar mandi.

Batangku yang telah terlepas dari vagina Yarmi dan tetap menetes cairan dari batangku, dengan tersisa tenaga kugendong badan Yarmi dan kami keluar kamar mandi ke arah ruang tidur dan secara langsung roboh ke arah tempat tidurku dengan bersama. Saya terjaga sekitaran jam 10.30 malam, itu juga karena batangku sedang dikecup oleh Yarmi yang bersihkan beberapa sisa cairan yang tetap menempel pada batangku, Yarmi pantas anak kecil menjilat-jilati es loli. Saya seka kepalanya secara halus. Sesudah cukup kering Yarmi berubah hingga muka kami bertemu.

Ia juga menciumi pipi dan bibirku. “Pak.. Yarmi senang deh… tangkai Bapak sangat nikmat di saat menyikat-nyodok memek Yarmi, Yarmi menjadi ingin setiap hari dech, apalagi ketika air hangat mengucur cepat di kandungan Yarmi… jika Bapak bagaimana? Senang tidak.. sama Yarmi…?” “Yar.. Bapak juga senang sekali..

Bapak suka dapat ngebongkar vagina Yarmi yang rapat.. terus terang… baru ini kali Bapak senang sekali bermain, dari dahulu sama istriku saya tidak pernah senang seperti sekarang… karena itu saya ingin Yarmi siap jika saya tiba dan siap menjadi istri ke-2 saya… bagaimana..?” “Saya mah terserah Bapak saja.” “Saat ini saya pulang dahulu yach.. Yarmi… esok saya kesini lagi…” “Oke… Pak.. janji yach… vagina Yarmi penginnya setiap hari nich disikat punyai Bapak…” “Oke.. sayang…” Kukecup pipi dan bibir Yarmi, saya mandi dan kemudian kutinggal ia di apartemenku.

Semenjak itu tiap sore saya tentu pulang ke arah tempat Yarmi lebih dulu baru ke istriku, kerap saya berargumen pergi usaha keluar kota pada istriku, walau sebenarnya saya nikmati badan Yarmi pembantuku yang istri ke-2 ku, ini telah kunikmati dari 3 bulan lalu dan saya tidak paham akan usai sampai kapan, tetapi saya lebih suka jika pulang ke pangkuan Yarmi.

Comments are closed.